"All your hesitations, questions, and dreams is right there on your own reflection". Sebuah quote yang menurut gue cukup bagus sekali (Jadi cukup ato bagus sekali?) belakangan, gue mulai mempunyai banyak pertanyaan tentang hidup, banyak hal yang belakangan terjadi di dalam hidup gue, dan jujur aja, gue ga ngerti kenapa itu terjadi, dan itu cukup membuat gue menjadi sinis dalam hidup ini.
Banyak hal-hal yang belakangan mulai membayangi gue, seperti misalnya, perselisihan antar teman yang menghilangkan makna pertemanan itu sendiri, yang membuat gue menjadi yakin bahwa kita tidak bisa mempercayai orang lain sebagaimana kita ingin dipercaya oleh orang lain. Tadinya, gue masih percaya bahwa kita bisa mengandalkan seseorang 100% tanpa keraguan. Tapi, gue menjadi sinis terhadap pernyataan yang gue buat sendiri akibat beberapa hal yang terjadi belakangan.
Kata orang, hidup ini tidak akan pernah lepas dari masalah. Damn, that's true. Menurut gue kalimat tersebut bukan kalimat basa-basi atau sekedar sok bijak belaka, karena hal tersebut memang benar adanya. Masalah itu selalu muncul tak terduga, dan setiap orang, dari lapisan masyarakat apapun selalu memiliki masalahnya masing-masing.
Belakangan, gue ga memiliki masalah yang berarti sih, tp masalah itu tetap selalu ada. Masalah simple pun terkadang membayangi dan membebani kehidupan gue, yang harusnya saat-saat ini gue habiskan untuk menikmati masa muda dan memaknai arti kebahagiaan. Jujur, sampe sekarang gue belom tau apa itu kebahagiaan yang sesungguhnya.
Well, selalu ada makna dibalik sebuah peristiwa. Itu kata orang, mungkin banyak hal yang bisa gue pelajari dari masalah tersebut. Seperti misalnya, kita memang harus lebih mengandalkan diri kita sendiri untuk menjalani kehidupan ini. Karena semua orang, pada akhirnya memiliki kehidupan nya masing-masing. Kita tidak bisa menggantungkan diri kita terhadap orang lain. Sesibuk apapun kita, sebanyak apapun teman kita, pada akhirnya di malam hari kita berada di atas kasur sendirian. Dan mungkin gue harus belajar lebih bijak dalam memaknai kesendirian dan kesibukan.
Oh ya, hal yang dapat gue pelajari lagi belakangan ini adalah, terkadang, apa yang menurut kita baik belum tentu baik bagi orang lain. Hmm.. Cukup sulit dicerna, tapi gue udah merasakannya langsung. True story bro, jadi mungkin gue harus lebih bijak memahami bagaimana orang lain memandang hidup. Gue ga mau sok merasa paling tau yang terbaik bagi hidup orang lain. Karena harusnya hidup seseorang itu ditentukan oleh pilihannya sendiri. Orang tersebut yang harus mengambil keputusan dalam hidup, sekeras apapun ia ditentang, atau sebanyak apapun masukan yang masuk ke dirinya, itu semua tidak akan berarti jika ia berani untuk tegas dalam mengambil keputusan.
Belakangan juga, gue baru mulai mengenal diri gue sendiri lebih mendalam. Gue baru sadar, kalo kebanyakan passion gue didalam hidup ini menciptakan suatu karya yang bisa dinikmati oleh orang lain, atau sesuatu yang menantang adrenaline. Gue juga ga ngerti, kenapa daridulu cita-cita gue selalu aneh-aneh. Ga seperti anak lain kebanyakan yang pengennya jadi dokter,arsitek,presiden,dll. Gue dari kecil selalu punya cita-cita yang membingungkan, dan sulit untuk digapai. Misalnya jadi astronot, pelukis, pemain bola, agen rahasia, detektif, penulis, produser, pembalap mobil. Belakangan, gue pengen banget menuhin passion-passion tersebut. Gue butuh aktivitas baru yang menyegarkan kehidupan batin gue, tapi entah kenapa alam berkonspirasi menolaknya. Gue kesulitan mendapatkan partner untuk memenuhi tantangan tersebut. Mungkin gue harus liburan dulu kali ya, melihat-lihat kehidupan lain, dan mungkin itu dapat membuat gue lebih dewasa, bijak, dan tegar, tanpa merubah bagaimana cara gue memandang hidup.
Oke segini dulu curhatnya, kapan-kapan disambung lagi ya. Bye guys
nb : gue uda mulai tua nih, bentar lagi bakal terjun ke masyarakat dan mencari sesuap nasi nih. Oh ya, doakan hubungan percintaan gue awet terus yaaa :p
Kamis, 12 Desember 2013
Rabu, 26 Juni 2013
Love
Mungkin bagi setiap orang, definisi cinta itu berbeda-beda. Bagi sebagian orang, cinta adalah cahaya yang menjaga harapannya untuk tetap hidup, bagi sebagian yang lain mungkin Love is cinta, beragam definisi tentang cinta itu mulai terbentuk secara random dan absurd di seluruh dunia, begitupun dengan cinta versi gue, tetapi yang pasti, semua orang membutuhkannya.
Gue ga ngerti, siapa yang mengajarkan cinta pertama kali di dalam hidup manusia, mungkin alam yang mengajarkan, atau memang reaksi kimiawi yang secara alamiah dan naluri timbul di dalam tubuh manusia, atau masyarakat yang menciptakan konsep cinta tersebut, dan menyuntiki nya secara perlahan kepada pola pikir manusia.
Lucunya di Indonesia, para orangtua berlomba-lomba untuk menjauhkan anaknya dari sebuah fenomena bernama "Cinta" tersebut, melarang anak-anaknya untuk mengalami hal tersebut dengan dalih, "kamu masih kecil, nanti aja kalo udah kerja", tetapi hidup berdampingan dengan gaya hidup penuh dengan "cinta" yang di ajarkan lewat masyarakat. Misal : Sinetron dan film-film tentang cinta, lagu-lagu galau tentang cinta, novel-novel tentang cinta, atau acara reality show bertemakan cinta. Absurd.
Sebagaimana manusia lainnya, semua orang pasti ingin dicintai dengan sepenuh hati, begitupun dengan gue. Tetapi yang menjadi masalah adalah, faktor apakah yang dapat membuat kita dicintai dengan sepenuh hati seterusnya? Apa yang membuat cinta dapat terus bertahan puluhan tahun sampai maut memisahkan kedua insan yang telah bersatu? Apakah cinta bisa kadaluarsa?
Begitu banyak pikiran-pikiran yang mengawang-awang didalam otak gue tentang cinta 3 dekade belakangan, begitu banyak rasa penasaran yang ada di dalam hati gue untuk mengetahui rahasia tersebut. Ataukah mungkin memang semesta yang berkonspirasi untuk gue dapat memahami makna cinta yang sebenarnya?
Bagi gue yang sederhana dan dangkal ini, dicintai dengan tulus sudah lebih dari cukup. Gue ga memerlukan "kesempurnaan", karena gue tau, sesuatu yang sejati dan sempurna itu tidak dapat dinamakan, karena nama membuat semuanya menjadi terbatas. Tapi, apakah cinta yang besar itu dapat menjamin keawetan hubungan? Gue bertanya-tanya di dalam hati. Dan sepertinya lewat kacamata pengamatan gue ini, gue mendapati bahwa cinta itu bukanlah sebuah frasa yang ditujukan untuk melambangkan sebuah "perasaan", karena jika cinta itu hanyalah sebuah perasaan, maka cinta dapat dengan mudah kadaluwarsa. Bukan seberapa besar cinta kita terhadap seseorang yang membuat kita terus bertahan bersama dia, tetapi TEKAT kita untuk terus mencintai nya lah yang membuat kita terus ada disisi nya.
Yap, gue selalu percaya bahwa di saat kita mencari dengan sungguh-sungguh, sejujurnya kita pasti akan menemukan orang yang lebih baik. Kita akan SELALU menemukan orang yang lebih baik. SELALU *di ulang, biar makin tegang*. Ya, kita akan selalu menemukan orang yang lebih baik, and if we're looking out for perfection, maka sejujurnya kita tidak akan pernah menemukannya. Karena yang "lebih baik" akan selalu muncul. Maka dari itu, gue berpendapat bahwa cinta yang sebenarnya janganlah didasari hanya karena pasangan kita adalah yang terbaik, tetapi harusnya "Ada sih yang lebih baik, tapi aku maunya sama kamu". Tapi, jika memang dirinya secara fakta, pasangan kita adalah orang yang paling baik, dan kita sudah melabeli nya dengan anggapan "yang terbaik" jauh sebelum kita menyadarinya, Good for you. He/She was made to be your side :p
Cinta yang sebenarnya harusnya didasari dengan tekat, dan komitmen yang kuat untuk terus bersama pasangan meskipun banyak godaan-godaan dengan orang lain "yang lebih baik" muncul. Mencintai adalah sebuah pilihan, bukan keadaan. Maka dari itu, jika kita sudah menemukan orang yang cukup baik, hargailah dan cintailah sepenuh hati. Jangan menyia-nyiakannya dan jangan pernah berhenti untuk terus berusaha mencintainya sepenuh hati. Anggaplah dirinya adalah "Yang Terbaik", dan jangan lagi berusaha untuk mencari orang lain, karena siklus "pencarian" tersebut hanyalah membawa kalian kedalam pencarian yang tak berujung. Dan jika akhirnya kalian dapat tumbuh tua bersama-sama, melewati segala macam godaan dan masalah yang ada didalam hubungan kalian berdua, sambil merayakan manisnya perayaan "Pernikahan Emas" bersama dengan anak dan cucu kalian, mungkin itulah definisi cinta sejati yang sebenarnya. :)
Gue belajar banyak tentang cinta dari kakek-nenek gue, nenek gue terkena struk dari diri nya masih muda dan di dalam usia produktif. Setengah tubuhnya sudah tidak bisa digerakkan dari usia 30-an, tetapi kakek gue tidak pernah berhenti untuk terus mencintai nya sepenuh hati. Kakek gue ga pernah berusaha mencari yang lebih sempurna, karena dia tau Mencintai itu adalah sebuah konsekuensi dan buah pilihan. Jadi apapun yang terjadi, dia tetap bersama nenek gue. Sekarang nenek gue udah pikun, dan hanya bisa berbaring lemas. Penglihatannya pun sudah kabur, tetapi kakek gue terus setia mendampingi dan menemani nya. Yang ada dipikiran nenek gue pun hanyalah kakek gue. Lucunya, biarpun nenek gue sudah sulit untuk berkomunikasi tetapi dia tetap ingin berkomunikasi dengan kakek gue, sedangkan kakek gue pendengarannya sedikit terganggu. Jadi saat nenek gue berbicara dengan suara parau dan pelan, kakek gue tidak mendengarnya dan hanya berkata "HAHH??", nenek gue mengulang berkali-kali sampai akhirnya kakek gue mendengar. Komunikasi yang sulit sekali, tetapi itu sama sekali tidak melunturkan cinta di antara mereka berdua. Mungkin bagi diri nenek gue yang sudah mulai lelah dan uzur untuk menghadapi dunia, Kakek gue adalah dunia nya. Terdengar indah memang percintaan orang jaman dulu, dimana komitmen dan kesetiaan masih di agungkan, sangat berbeda dengan gaya berpacaran orang-orang jaman sekarang yang menurut gue mulai memandang rendah, dan menganggap enteng tentang "CINTA", tetapi suatu hari nanti Ia bertanya-tanya tentang "CINTA" tersebut dan merasa tidak pernah mendapatkannya.
Dan yang terakhir, gue merasa beruntung saat gue memilih untuk terus mencintai orang yang sama selama lebih dari 2 tahun terakhir, walaupun banyak hal-hal yang terjadi, semua perasaan yang campur-aduk bergejolakpun akhirnya terjawab dengan manis. Lunas. Thank you my lovely Sylvia Monica :)
Gue ga ngerti, siapa yang mengajarkan cinta pertama kali di dalam hidup manusia, mungkin alam yang mengajarkan, atau memang reaksi kimiawi yang secara alamiah dan naluri timbul di dalam tubuh manusia, atau masyarakat yang menciptakan konsep cinta tersebut, dan menyuntiki nya secara perlahan kepada pola pikir manusia.
Lucunya di Indonesia, para orangtua berlomba-lomba untuk menjauhkan anaknya dari sebuah fenomena bernama "Cinta" tersebut, melarang anak-anaknya untuk mengalami hal tersebut dengan dalih, "kamu masih kecil, nanti aja kalo udah kerja", tetapi hidup berdampingan dengan gaya hidup penuh dengan "cinta" yang di ajarkan lewat masyarakat. Misal : Sinetron dan film-film tentang cinta, lagu-lagu galau tentang cinta, novel-novel tentang cinta, atau acara reality show bertemakan cinta. Absurd.
Sebagaimana manusia lainnya, semua orang pasti ingin dicintai dengan sepenuh hati, begitupun dengan gue. Tetapi yang menjadi masalah adalah, faktor apakah yang dapat membuat kita dicintai dengan sepenuh hati seterusnya? Apa yang membuat cinta dapat terus bertahan puluhan tahun sampai maut memisahkan kedua insan yang telah bersatu? Apakah cinta bisa kadaluarsa?
Begitu banyak pikiran-pikiran yang mengawang-awang didalam otak gue tentang cinta 3 dekade belakangan, begitu banyak rasa penasaran yang ada di dalam hati gue untuk mengetahui rahasia tersebut. Ataukah mungkin memang semesta yang berkonspirasi untuk gue dapat memahami makna cinta yang sebenarnya?
Bagi gue yang sederhana dan dangkal ini, dicintai dengan tulus sudah lebih dari cukup. Gue ga memerlukan "kesempurnaan", karena gue tau, sesuatu yang sejati dan sempurna itu tidak dapat dinamakan, karena nama membuat semuanya menjadi terbatas. Tapi, apakah cinta yang besar itu dapat menjamin keawetan hubungan? Gue bertanya-tanya di dalam hati. Dan sepertinya lewat kacamata pengamatan gue ini, gue mendapati bahwa cinta itu bukanlah sebuah frasa yang ditujukan untuk melambangkan sebuah "perasaan", karena jika cinta itu hanyalah sebuah perasaan, maka cinta dapat dengan mudah kadaluwarsa. Bukan seberapa besar cinta kita terhadap seseorang yang membuat kita terus bertahan bersama dia, tetapi TEKAT kita untuk terus mencintai nya lah yang membuat kita terus ada disisi nya.
Yap, gue selalu percaya bahwa di saat kita mencari dengan sungguh-sungguh, sejujurnya kita pasti akan menemukan orang yang lebih baik. Kita akan SELALU menemukan orang yang lebih baik. SELALU *di ulang, biar makin tegang*. Ya, kita akan selalu menemukan orang yang lebih baik, and if we're looking out for perfection, maka sejujurnya kita tidak akan pernah menemukannya. Karena yang "lebih baik" akan selalu muncul. Maka dari itu, gue berpendapat bahwa cinta yang sebenarnya janganlah didasari hanya karena pasangan kita adalah yang terbaik, tetapi harusnya "Ada sih yang lebih baik, tapi aku maunya sama kamu". Tapi, jika memang dirinya secara fakta, pasangan kita adalah orang yang paling baik, dan kita sudah melabeli nya dengan anggapan "yang terbaik" jauh sebelum kita menyadarinya, Good for you. He/She was made to be your side :p
Cinta yang sebenarnya harusnya didasari dengan tekat, dan komitmen yang kuat untuk terus bersama pasangan meskipun banyak godaan-godaan dengan orang lain "yang lebih baik" muncul. Mencintai adalah sebuah pilihan, bukan keadaan. Maka dari itu, jika kita sudah menemukan orang yang cukup baik, hargailah dan cintailah sepenuh hati. Jangan menyia-nyiakannya dan jangan pernah berhenti untuk terus berusaha mencintainya sepenuh hati. Anggaplah dirinya adalah "Yang Terbaik", dan jangan lagi berusaha untuk mencari orang lain, karena siklus "pencarian" tersebut hanyalah membawa kalian kedalam pencarian yang tak berujung. Dan jika akhirnya kalian dapat tumbuh tua bersama-sama, melewati segala macam godaan dan masalah yang ada didalam hubungan kalian berdua, sambil merayakan manisnya perayaan "Pernikahan Emas" bersama dengan anak dan cucu kalian, mungkin itulah definisi cinta sejati yang sebenarnya. :)
Gue belajar banyak tentang cinta dari kakek-nenek gue, nenek gue terkena struk dari diri nya masih muda dan di dalam usia produktif. Setengah tubuhnya sudah tidak bisa digerakkan dari usia 30-an, tetapi kakek gue tidak pernah berhenti untuk terus mencintai nya sepenuh hati. Kakek gue ga pernah berusaha mencari yang lebih sempurna, karena dia tau Mencintai itu adalah sebuah konsekuensi dan buah pilihan. Jadi apapun yang terjadi, dia tetap bersama nenek gue. Sekarang nenek gue udah pikun, dan hanya bisa berbaring lemas. Penglihatannya pun sudah kabur, tetapi kakek gue terus setia mendampingi dan menemani nya. Yang ada dipikiran nenek gue pun hanyalah kakek gue. Lucunya, biarpun nenek gue sudah sulit untuk berkomunikasi tetapi dia tetap ingin berkomunikasi dengan kakek gue, sedangkan kakek gue pendengarannya sedikit terganggu. Jadi saat nenek gue berbicara dengan suara parau dan pelan, kakek gue tidak mendengarnya dan hanya berkata "HAHH??", nenek gue mengulang berkali-kali sampai akhirnya kakek gue mendengar. Komunikasi yang sulit sekali, tetapi itu sama sekali tidak melunturkan cinta di antara mereka berdua. Mungkin bagi diri nenek gue yang sudah mulai lelah dan uzur untuk menghadapi dunia, Kakek gue adalah dunia nya. Terdengar indah memang percintaan orang jaman dulu, dimana komitmen dan kesetiaan masih di agungkan, sangat berbeda dengan gaya berpacaran orang-orang jaman sekarang yang menurut gue mulai memandang rendah, dan menganggap enteng tentang "CINTA", tetapi suatu hari nanti Ia bertanya-tanya tentang "CINTA" tersebut dan merasa tidak pernah mendapatkannya.
Dan yang terakhir, gue merasa beruntung saat gue memilih untuk terus mencintai orang yang sama selama lebih dari 2 tahun terakhir, walaupun banyak hal-hal yang terjadi, semua perasaan yang campur-aduk bergejolakpun akhirnya terjawab dengan manis. Lunas. Thank you my lovely Sylvia Monica :)
Jumat, 29 Maret 2013
Awareness
Ada saat dimana kita mulai meragukan sesuatu yang kita percaya sedari dulu, dan mungkin saat-saat itu hanya akan muncul satu kali seumur hidup kita. Entah kita menjadi tidak percaya akan hal tersebut, atau rasa percaya kita akan tumbuh semakin besar.
Gue sedang dalam masa itu beberapa bulan terakhir. Yep, gue mulai ragu dengan apa yang gue percaya selama ini. Iman gue mulai goyah dikarenakan gue mulai memikirkan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh gue. Banyak banget hal-hal yang membuat gue ragu dengan keimanan gue, tapi entah kenapa gue tetap tidak mau melepas hal tersebut, karena ada beberapa hal yang membuat gue ingin terus percaya.
Gue berada dalam sebuah kekalutan dan ketakutan yang luar biasa. Serius, rasanya tuh aneh banget, saat kita mulai tidak mempercayai suatu hal, tapi sebenernya kita masih pengen percaya, namun sayangnya semua nya terasa sangat tidak masuk di akal.
Entah apa yang membuat gue menjadi seperti itu, yang pasti pikiran gue mulai terbuka dan menjadi lebih kritis. Gue tetep berdoa setiap malem, dengan keyakinan yang setengah-setengah gue jadi merasa berdoa hanyalah sebuah kewajiban.
Hidup gue mulai menjadi tidak sama lagi, gue mulai menganggap hal-hal yang berbau mistis adalah dongeng anak-anak, tetapi sekaligus gue hidup didalam ketakutan yang amat sangat akan sesuatu yang gue sendiri tidak tau apa itu. Jauh di dalam lubuk hati gue, gue masih terus ingin mempercayai seluruh keyakinan dan keimanan gue, tapi sayangnya gue ga bisa ngelakuinnya. Gue semakin jauh dan terhempas didalam kegelapan.
Bukan berarti gue menjadi orang yang tidak takut melakukan dosa, berbuat seenak hati tanpa aturan yang bersifat memaksa, makhluk yang bertindak sesuai keinginan. Ga, ga sama sekali. Ga ada yang berubah dari hidup gue sedikitpun, selain keimanan gue yang memudar.
Banyak pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya sampai detik ini pun belum bisa gue jawab, contoh nya : "Jika gue lahir di Arab, akankah gue tetap mengimani sesuatu yang gue percaya sekarang? Apakah ini hanya karena bawaan lahir?", "Apakah jika gue menganut suatu agama dengan sungguh-sungguh, selalu berbuat baik, tetapi jika di akhirnya agama yang gue anut itu salah, gue akan tetap masuk neraka?", dsb. Banyak banget yang gue bingungin.
Gue ada di titik dimana gue mulai berani mengkritisi apa yang gue anut, sekaligus gue mulai takut jika kenyataan yang sebenarnya tidak berjalan sesuai dengan yang gue percaya dan gue inginkan untuk percayai. Gue mulai hanyut di dalam lembah kegelapan dan keterasingan. Gue iri dengan orang lain yang bisa mempercayai kepercayaannya tanpa pernah mempertanyakannya satu kali pun.
Sampai di suatu malam, di bawah terangnya sinar rembulan dan padatnya Ibu kota tercinta kita ini, saat itu suasana nya mengharu biru, pikiran gue mengawang-awang tanpa arah. Gue sedang terjebak diantara puluhan mobil yang merayap secara perlahan-lahan. Dalam kesendirian, gue mendengarkan sebuah lagu yang membuat jiwa gue terasa rindu. Judulnya home, by Brian McKnight. Awalnya gue sama sekali ga tau ini tuh lagu apa, sampai gue ga tau harus ngelakuin apa lagi di tengah kemacetan ini, selain hanya meresapi lagu ini adalah sesuatu yang dapat gue lakukan.
Gue mendapati bahwa, gue mulai konyol dan gue sendiri yang meninggalkan semua keimanan gue ini. Gue tersesat karena gue sendiri memilih jalan yang salah, dan gue sadar sepenuhnya jika gue salah. Gue rindu dan serasa mendapat panggilan hati.
Sampai detik ini, masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal di dalam pikiran gue sebelumnya pun belum bisa gue jawab. Tapi entah kenapa gue uda ga memikirkannya lagi. Dan yang gue syukuri dari sifat kritis gue, ternyata hal tersebut membuat gue tidak mengimani sesuatu hanya karena keadaan, kebetulan, dan iman buta. Gue mengerti dengan makna-makna yang gue lakukan sebagai perwujudan tindakan nyata akan kepercayaan yang gue imani. Gue menjadi sedikit lebih paham tentang sejarah panjang kepercayaan gue, sedikit lebih paham tentang ajarannya tersebut, dan jika gue ditanya sebuah hal yang berbau dengan kehidupan dan keimanan, gue tidak akan menjawab dengan, "Gatau dah, agama dan logika kan berbeda" seperti yang orang-orang lain jawab pada umumnya. Dan yang pasti gue beriman bukan tanpa alasan, atau bawaan dari lahir. I'm pleased :)
oh ya, dengerin deh Home nya Brian McKnight versi nya Guy & Chris Sebastian. Really-really touching :D
NB : Bukan berarti setelah ini, gue jadi rohanian banget, ato jadi anak Tuhan banget loh. Gue ga mau mengecewakan orang-orang dengan mengaku-ngaku gue adalah anak gereja, karena hidup gue sendiri pun sebenarnya masih banyak cela nya :)
Gue sedang dalam masa itu beberapa bulan terakhir. Yep, gue mulai ragu dengan apa yang gue percaya selama ini. Iman gue mulai goyah dikarenakan gue mulai memikirkan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh gue. Banyak banget hal-hal yang membuat gue ragu dengan keimanan gue, tapi entah kenapa gue tetap tidak mau melepas hal tersebut, karena ada beberapa hal yang membuat gue ingin terus percaya.
Gue berada dalam sebuah kekalutan dan ketakutan yang luar biasa. Serius, rasanya tuh aneh banget, saat kita mulai tidak mempercayai suatu hal, tapi sebenernya kita masih pengen percaya, namun sayangnya semua nya terasa sangat tidak masuk di akal.
Entah apa yang membuat gue menjadi seperti itu, yang pasti pikiran gue mulai terbuka dan menjadi lebih kritis. Gue tetep berdoa setiap malem, dengan keyakinan yang setengah-setengah gue jadi merasa berdoa hanyalah sebuah kewajiban.
Hidup gue mulai menjadi tidak sama lagi, gue mulai menganggap hal-hal yang berbau mistis adalah dongeng anak-anak, tetapi sekaligus gue hidup didalam ketakutan yang amat sangat akan sesuatu yang gue sendiri tidak tau apa itu. Jauh di dalam lubuk hati gue, gue masih terus ingin mempercayai seluruh keyakinan dan keimanan gue, tapi sayangnya gue ga bisa ngelakuinnya. Gue semakin jauh dan terhempas didalam kegelapan.
Bukan berarti gue menjadi orang yang tidak takut melakukan dosa, berbuat seenak hati tanpa aturan yang bersifat memaksa, makhluk yang bertindak sesuai keinginan. Ga, ga sama sekali. Ga ada yang berubah dari hidup gue sedikitpun, selain keimanan gue yang memudar.
Banyak pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya sampai detik ini pun belum bisa gue jawab, contoh nya : "Jika gue lahir di Arab, akankah gue tetap mengimani sesuatu yang gue percaya sekarang? Apakah ini hanya karena bawaan lahir?", "Apakah jika gue menganut suatu agama dengan sungguh-sungguh, selalu berbuat baik, tetapi jika di akhirnya agama yang gue anut itu salah, gue akan tetap masuk neraka?", dsb. Banyak banget yang gue bingungin.
Gue ada di titik dimana gue mulai berani mengkritisi apa yang gue anut, sekaligus gue mulai takut jika kenyataan yang sebenarnya tidak berjalan sesuai dengan yang gue percaya dan gue inginkan untuk percayai. Gue mulai hanyut di dalam lembah kegelapan dan keterasingan. Gue iri dengan orang lain yang bisa mempercayai kepercayaannya tanpa pernah mempertanyakannya satu kali pun.
Sampai di suatu malam, di bawah terangnya sinar rembulan dan padatnya Ibu kota tercinta kita ini, saat itu suasana nya mengharu biru, pikiran gue mengawang-awang tanpa arah. Gue sedang terjebak diantara puluhan mobil yang merayap secara perlahan-lahan. Dalam kesendirian, gue mendengarkan sebuah lagu yang membuat jiwa gue terasa rindu. Judulnya home, by Brian McKnight. Awalnya gue sama sekali ga tau ini tuh lagu apa, sampai gue ga tau harus ngelakuin apa lagi di tengah kemacetan ini, selain hanya meresapi lagu ini adalah sesuatu yang dapat gue lakukan.
Gue mendapati bahwa, gue mulai konyol dan gue sendiri yang meninggalkan semua keimanan gue ini. Gue tersesat karena gue sendiri memilih jalan yang salah, dan gue sadar sepenuhnya jika gue salah. Gue rindu dan serasa mendapat panggilan hati.
Sampai detik ini, masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal di dalam pikiran gue sebelumnya pun belum bisa gue jawab. Tapi entah kenapa gue uda ga memikirkannya lagi. Dan yang gue syukuri dari sifat kritis gue, ternyata hal tersebut membuat gue tidak mengimani sesuatu hanya karena keadaan, kebetulan, dan iman buta. Gue mengerti dengan makna-makna yang gue lakukan sebagai perwujudan tindakan nyata akan kepercayaan yang gue imani. Gue menjadi sedikit lebih paham tentang sejarah panjang kepercayaan gue, sedikit lebih paham tentang ajarannya tersebut, dan jika gue ditanya sebuah hal yang berbau dengan kehidupan dan keimanan, gue tidak akan menjawab dengan, "Gatau dah, agama dan logika kan berbeda" seperti yang orang-orang lain jawab pada umumnya. Dan yang pasti gue beriman bukan tanpa alasan, atau bawaan dari lahir. I'm pleased :)
oh ya, dengerin deh Home nya Brian McKnight versi nya Guy & Chris Sebastian. Really-really touching :D
NB : Bukan berarti setelah ini, gue jadi rohanian banget, ato jadi anak Tuhan banget loh. Gue ga mau mengecewakan orang-orang dengan mengaku-ngaku gue adalah anak gereja, karena hidup gue sendiri pun sebenarnya masih banyak cela nya :)
Kamis, 21 Maret 2013
Life is The Longest running drama, Prepare Yourself!
Gue selalu ga pernah bisa ngelupain masa-masa transisi kehidupan gue, seperti saat baru masuk SMP, yang notabene adalah sekolah baru yang asing. Tanpa kenalan dan teman, gue nekat mencoba petualangan baru di sekolah yang baru. Padahal teman-teman deket gue dari SD masih melanjutkan pendidikannya di sekolah yang sama dari gue SD.
Ada perasaan yang aneh saat kita mencoba sesuatu yang baru, gue ga pernah bisa berhenti untuk ngelakuin macem-macem hal yang baru. Rasa deg-deg an, nervous, dan excited saat akan menjalani petualangan baru, dan babak baru di dalam ronde kehidupan kita ini memberikan sebuah sensasi dan adiksi tersendiri.
Ketika SMA pun, gue juga ga lupa saat gue pertama kali menjajakan kaki untuk pengarahan MOS. Melihat muka-muka baru, dan memulai petualangan baru di kehidupan ini. Masa-masa terindah dalam hidup, kata orang.
Tanpa terasa, sekarang gue udah duduk di bangku semester 6 dunia per-kuliahan. Ga kerasa banget gue udah menjadi senior di dunia kuliah, gue ga pernah bisa ngelupain saat gue ga bisa tidur gara-gara deg-deg an sehari sebelum menjalani ospek kuliah. Melihat ratusan (mungkin ribuan) calon mahasiswa seangkatan dengan seragam putih-putih nya. Rasanya bener-bener kayak baru kemarin berlalu. Serius, gue ga pernah ngerti kenapa waktu itu terus berjalan dengan sangat cepet banget bagi gue secara pribadi. Seperti yang selalu gue bilang, time moves so fast, gue juga ga pernah ngerti kenapa waktu itu relatif dan tidak absolut. Bagi sebagian yang lain, mungkin aja waktu terasa sangat lama. Gue juga bingung, kenapa konstanta kecepatan cahaya itu adalah 3 x 10 pangkat 8, entahlah. No one knows.
Detik berlalu, jam, hari, dan tahun pun berlalu. Seketika, gue tersadar bahwa seluruh kehidupan gue pun berubah. Dari hal yang simple, sampai pola pikir dan paradigma pun semua nya berubah. Memegang predikat sebagai cowo dewasa memang bukan hal yang mudah.
Tapi entah kenapa, waktu yang paling tak terasa bagi gue itu adalah tahun 2012 kemarin. Suer, gue sama sekali ga pernah ngerti kenapa tahun 2012 itu bener-bener ga kerasa sama sekali. Tahun 2012 bagi gue, adalah tahun yang membuat gue menjadi pribadi yang lebih dewasa, tahun yang sangat berpengaruh bagi kehidupan gue ke depannya. Gue dapet banyak banget pelajaran yang bisa di tempuh di tahun 2012 kemarin, walaupun membuat gue down cukup lama, but well, at least gue mendapatkan banyak pengalaman dan kenangan di tahun itu.
Good things come to an end they say. Good things come to those who wait. Exactly, i agree with this statement. Gue ngerasa, di tahun 2013 ini - Sampe quarter ke 1 tahun ini - kehidupan gue semakin membaik di berbagai bidang. Banyak hal yang cuma bisa gue impikan terjadi di tahun ini. Mungkin pencapaian gue ga fantastis, dan ga berarti bagi orang lain, But it means a lot for me.
Memang banyak juga hal yang tidak jadi gue lakukan di tahun ini, seperti rencana gue menulis novel yang akan di komersialkan tidak jadi gue lakukan di tahun ini. But mate, trust me. Someday i'll do that. Gue akan menyelesaikan cerita yang belum terselesaikan tersebut. Terlepas dari gue sukses atau tidak nanti nya, at least gue ngelakuin sesuatu yang gue suka. Gue ngelakuin hal-hal yang gue percaya. Doing things i'll forget, but i'll never regret :)
Dan gue rasa, mulai di quarter ke 2 di tahun ini gue akan siap menempuh petualangan gue yang baru. Menikmati masa-masa terakhir masa kuliah gue, sebelum gue siap untuk petualangan berikutnya di masa selepas kuliah. Gue rasa, hidup gue terlalu singkat untuk terus menengok dan meratapi hal-hal yang telah lewat dan terus berjalan di tempat sambil menunduk.
Gue harus terus menjadi kuat, dan menapaki jejak kaki gue di lapangan kehidupan ini, meskipun semesta berkonspirasi melawan gue, but hey, i will fight till the end. I will stronger and stronger again. Aye, captain! Thanks banget buat seluruh temen-temen yang udah support gue di saat gue down tahun kemarin, orang-orang yang udah dukung gue dan hadir di dalam hidup gue, orang yang memberikan macam-macam pengalaman dan kenangan di dalam hidup gue yang singkat ini. Thanks alot guys, because of you i'm still standing now.
Let's prepare yourself! Because life is the longest running drama, and you are an actor for your own drama :)
Ada perasaan yang aneh saat kita mencoba sesuatu yang baru, gue ga pernah bisa berhenti untuk ngelakuin macem-macem hal yang baru. Rasa deg-deg an, nervous, dan excited saat akan menjalani petualangan baru, dan babak baru di dalam ronde kehidupan kita ini memberikan sebuah sensasi dan adiksi tersendiri.
Ketika SMA pun, gue juga ga lupa saat gue pertama kali menjajakan kaki untuk pengarahan MOS. Melihat muka-muka baru, dan memulai petualangan baru di kehidupan ini. Masa-masa terindah dalam hidup, kata orang.
Tanpa terasa, sekarang gue udah duduk di bangku semester 6 dunia per-kuliahan. Ga kerasa banget gue udah menjadi senior di dunia kuliah, gue ga pernah bisa ngelupain saat gue ga bisa tidur gara-gara deg-deg an sehari sebelum menjalani ospek kuliah. Melihat ratusan (mungkin ribuan) calon mahasiswa seangkatan dengan seragam putih-putih nya. Rasanya bener-bener kayak baru kemarin berlalu. Serius, gue ga pernah ngerti kenapa waktu itu terus berjalan dengan sangat cepet banget bagi gue secara pribadi. Seperti yang selalu gue bilang, time moves so fast, gue juga ga pernah ngerti kenapa waktu itu relatif dan tidak absolut. Bagi sebagian yang lain, mungkin aja waktu terasa sangat lama. Gue juga bingung, kenapa konstanta kecepatan cahaya itu adalah 3 x 10 pangkat 8, entahlah. No one knows.
Detik berlalu, jam, hari, dan tahun pun berlalu. Seketika, gue tersadar bahwa seluruh kehidupan gue pun berubah. Dari hal yang simple, sampai pola pikir dan paradigma pun semua nya berubah. Memegang predikat sebagai cowo dewasa memang bukan hal yang mudah.
Tapi entah kenapa, waktu yang paling tak terasa bagi gue itu adalah tahun 2012 kemarin. Suer, gue sama sekali ga pernah ngerti kenapa tahun 2012 itu bener-bener ga kerasa sama sekali. Tahun 2012 bagi gue, adalah tahun yang membuat gue menjadi pribadi yang lebih dewasa, tahun yang sangat berpengaruh bagi kehidupan gue ke depannya. Gue dapet banyak banget pelajaran yang bisa di tempuh di tahun 2012 kemarin, walaupun membuat gue down cukup lama, but well, at least gue mendapatkan banyak pengalaman dan kenangan di tahun itu.
Good things come to an end they say. Good things come to those who wait. Exactly, i agree with this statement. Gue ngerasa, di tahun 2013 ini - Sampe quarter ke 1 tahun ini - kehidupan gue semakin membaik di berbagai bidang. Banyak hal yang cuma bisa gue impikan terjadi di tahun ini. Mungkin pencapaian gue ga fantastis, dan ga berarti bagi orang lain, But it means a lot for me.
Memang banyak juga hal yang tidak jadi gue lakukan di tahun ini, seperti rencana gue menulis novel yang akan di komersialkan tidak jadi gue lakukan di tahun ini. But mate, trust me. Someday i'll do that. Gue akan menyelesaikan cerita yang belum terselesaikan tersebut. Terlepas dari gue sukses atau tidak nanti nya, at least gue ngelakuin sesuatu yang gue suka. Gue ngelakuin hal-hal yang gue percaya. Doing things i'll forget, but i'll never regret :)
Dan gue rasa, mulai di quarter ke 2 di tahun ini gue akan siap menempuh petualangan gue yang baru. Menikmati masa-masa terakhir masa kuliah gue, sebelum gue siap untuk petualangan berikutnya di masa selepas kuliah. Gue rasa, hidup gue terlalu singkat untuk terus menengok dan meratapi hal-hal yang telah lewat dan terus berjalan di tempat sambil menunduk.
Gue harus terus menjadi kuat, dan menapaki jejak kaki gue di lapangan kehidupan ini, meskipun semesta berkonspirasi melawan gue, but hey, i will fight till the end. I will stronger and stronger again. Aye, captain! Thanks banget buat seluruh temen-temen yang udah support gue di saat gue down tahun kemarin, orang-orang yang udah dukung gue dan hadir di dalam hidup gue, orang yang memberikan macam-macam pengalaman dan kenangan di dalam hidup gue yang singkat ini. Thanks alot guys, because of you i'm still standing now.
Let's prepare yourself! Because life is the longest running drama, and you are an actor for your own drama :)
Jumat, 15 Maret 2013
Trust
Kata orang, kepercayaan itu bagai gelas. Jika sudah pecah maka tidak akan bisa kembali seperti semula lagi. Remuk,hancur,retak, dan hanya bisa dilekatkan kembali dengan lem, tanpa bisa menghilangkan cacatnya.
Pernah ga sih, kalian merasa kepercayaan kalian di khianati? kepercayaan kalian di permainkan, dan akhirnya yang tersisa hanyalah harapan kosong, dan angan-angan. Gue pernah, dan gue lagi ga ngomongin tentang cinta-cinta an lohhh..
Uda berkali-kali kepercayaan gue di hancurkan oleh orang lain, dalam banyak hal, dan oleh beberapa orang lain. Gue ga pernah ngerti kenapa gue gampang banget percaya sama orang lain, bahkan sama orang yang baru di kenal. Padahal dalam urusan tertentu, gue ga gitu bisa percaya dengan mudah.
Dan dari yang gue pelajari, kita memang tidak boleh sembarangan menaruh kepercayaan kita terhadap orang lain. Bahkan untuk dari hal yang simple aja, kita bisa ditipu. Contoh mudahnya, kemarin gue beli sepatu lewat online. Dan gue ditipu dengan sukses.
Engga, gue lagi ga curhat kok. Gue juga ga sedih. Tapi aseli nyet, kalo sang seller ada di depan muka gue sekarang, rasa nya pengen gue ajakin naek ke atas ring, dan menyelesaikan segala macam persoalan gue dan doi. Misalnya, gue bakal minta maaf *loh*
Duh gue tiba-tiba lupa mau ngomong apa........
Pernah ga sih, kalian merasa kepercayaan kalian di khianati? kepercayaan kalian di permainkan, dan akhirnya yang tersisa hanyalah harapan kosong, dan angan-angan. Gue pernah, dan gue lagi ga ngomongin tentang cinta-cinta an lohhh..
Uda berkali-kali kepercayaan gue di hancurkan oleh orang lain, dalam banyak hal, dan oleh beberapa orang lain. Gue ga pernah ngerti kenapa gue gampang banget percaya sama orang lain, bahkan sama orang yang baru di kenal. Padahal dalam urusan tertentu, gue ga gitu bisa percaya dengan mudah.
Dan dari yang gue pelajari, kita memang tidak boleh sembarangan menaruh kepercayaan kita terhadap orang lain. Bahkan untuk dari hal yang simple aja, kita bisa ditipu. Contoh mudahnya, kemarin gue beli sepatu lewat online. Dan gue ditipu dengan sukses.
Engga, gue lagi ga curhat kok. Gue juga ga sedih. Tapi aseli nyet, kalo sang seller ada di depan muka gue sekarang, rasa nya pengen gue ajakin naek ke atas ring, dan menyelesaikan segala macam persoalan gue dan doi. Misalnya, gue bakal minta maaf *loh*
Duh gue tiba-tiba lupa mau ngomong apa........
Minggu, 03 Maret 2013
Hypocrite
This is true story !! baru aja terjadi ga sampe 5 menit lalu dari saat gue pertama kali menuliskan kalimat ini! hahaha.
well, sore ini gue lagi bengong-bengong dan santai sejenak dibalik jendela lantai dua rumah gue, sambil memandangi cuaca langit yang mendung, dan sendu. Gue mengambil hp gue hanya untuk mengamati recent updates orang-orang di contact gue.
Gue tertegun dengan sebuah PM yang bertuliskan, "<< this man is super annoying & stupid if you guys can read these", lalu jiwa kepo gue keluar, dan gue mengamati profile picture nya wakaka
Di dalam profile picture nya tersebut terdapat 6 capture-an chatting seorang lelaki, dan ia sendiri, sang wanita. Menurut gue percakapannya standard, dan biasa aja. Tapi kenapa doski sampe niat banget gabungin potongan demi potongan chat tersebut dan menunjukkan ke seluruh orang di contact nya, yang secara tidak langsung ingin menjatuh kan sang lelaki tersebut.
Yang membuat gue lebih bertanya-tanya, padahal status dari sang wanita tersebut "Live in Christian lifestyle", dan karena hal tersebut sedikit mengganggu gue, gue memberanikan diri untuk sekedar bertanya, "loh lu katanya live in christian lifestyle? kok kyk gitu aja sampe di capture-capture-in?", dan yang gue dapet adalah jawaban dengan nada skeptis dan seakan menuduh. "itu temen lu ya?"
Loh? gue malah jadi bingung, apa "Live in christian lifestyle" versi dia itu menjatuhkan orang lain, dan membesar-besarkan masalah kecil? Apa lifestyle versi dia itu menuduh orang lain? ini agak diluar nalar gue.
Gue ga perlu menjabarkan isi chat tersebut, tapi menurut gue chat nya bener-bener biasa aja. Malah percakapan tersebut dua arah, yang artinya sang wanita juga terus menjawab topic tersebut. Kalo memang sang Pria menganggu nya dengan arah pembicaraan tersebut, harusnya ia tinggal delete contact, atau tidak usah membalasnya lagi. Jika sang pria memaksa nya untuk membalas chat tersebut, ato melakukan PING !! PING !! berkali-kali agar messages nya di balas, mungkin itu definisi annoying yang sebenarnya.
Gue tau ini bukan urusan gue sama sekali, tapi gue cuma jadi bertanya-tanya ke dalam hati gue, "ni orang kok nulis-nulis status seakan-akan rohanian sejati, terkadang PM nya juga quote yang berbau rohani, tapi kok kelakuannya berbanding terbalik sama statusnya? ni orang salah tafsir alkitab, ato gimana?"
Gue ga pernah ngerti, karena menurut gue seharusnya didalam agama manapun diajarkan untuk saling mengasihi orang lain. Jelas ini bukan salah agamanya, tetapi orangnya. Gue rasa, logika terdasar pun udah mengajarkan kita untuk tidak melakukan apa yang tidak ingin orang lain lakukan terhadap kita. Apalagi ini doi keliatannya agamawan banget gitu.
Gue jadi bingung, ini gue yang aneh? ato memang sekarang banyak orang yang munafik?
Becareful of putting on a fake look, because there's a problem if people only know that you have a religion by that little section on your facebook.
well, sore ini gue lagi bengong-bengong dan santai sejenak dibalik jendela lantai dua rumah gue, sambil memandangi cuaca langit yang mendung, dan sendu. Gue mengambil hp gue hanya untuk mengamati recent updates orang-orang di contact gue.
Gue tertegun dengan sebuah PM yang bertuliskan, "<< this man is super annoying & stupid if you guys can read these", lalu jiwa kepo gue keluar, dan gue mengamati profile picture nya wakaka
Di dalam profile picture nya tersebut terdapat 6 capture-an chatting seorang lelaki, dan ia sendiri, sang wanita. Menurut gue percakapannya standard, dan biasa aja. Tapi kenapa doski sampe niat banget gabungin potongan demi potongan chat tersebut dan menunjukkan ke seluruh orang di contact nya, yang secara tidak langsung ingin menjatuh kan sang lelaki tersebut.
Yang membuat gue lebih bertanya-tanya, padahal status dari sang wanita tersebut "Live in Christian lifestyle", dan karena hal tersebut sedikit mengganggu gue, gue memberanikan diri untuk sekedar bertanya, "loh lu katanya live in christian lifestyle? kok kyk gitu aja sampe di capture-capture-in?", dan yang gue dapet adalah jawaban dengan nada skeptis dan seakan menuduh. "itu temen lu ya?"
Loh? gue malah jadi bingung, apa "Live in christian lifestyle" versi dia itu menjatuhkan orang lain, dan membesar-besarkan masalah kecil? Apa lifestyle versi dia itu menuduh orang lain? ini agak diluar nalar gue.
Gue ga perlu menjabarkan isi chat tersebut, tapi menurut gue chat nya bener-bener biasa aja. Malah percakapan tersebut dua arah, yang artinya sang wanita juga terus menjawab topic tersebut. Kalo memang sang Pria menganggu nya dengan arah pembicaraan tersebut, harusnya ia tinggal delete contact, atau tidak usah membalasnya lagi. Jika sang pria memaksa nya untuk membalas chat tersebut, ato melakukan PING !! PING !! berkali-kali agar messages nya di balas, mungkin itu definisi annoying yang sebenarnya.
Gue tau ini bukan urusan gue sama sekali, tapi gue cuma jadi bertanya-tanya ke dalam hati gue, "ni orang kok nulis-nulis status seakan-akan rohanian sejati, terkadang PM nya juga quote yang berbau rohani, tapi kok kelakuannya berbanding terbalik sama statusnya? ni orang salah tafsir alkitab, ato gimana?"
Gue ga pernah ngerti, karena menurut gue seharusnya didalam agama manapun diajarkan untuk saling mengasihi orang lain. Jelas ini bukan salah agamanya, tetapi orangnya. Gue rasa, logika terdasar pun udah mengajarkan kita untuk tidak melakukan apa yang tidak ingin orang lain lakukan terhadap kita. Apalagi ini doi keliatannya agamawan banget gitu.
Gue jadi bingung, ini gue yang aneh? ato memang sekarang banyak orang yang munafik?
Becareful of putting on a fake look, because there's a problem if people only know that you have a religion by that little section on your facebook.
Rabu, 23 Januari 2013
Being Preppy
well, just curious about this phenomena. have you ever seen people with preppy style?
what is preppy style? there you go!
Preppy, preppie, or prep (all abbreviations of the word preparatory) refers to a modern, widespread United States clique, often considered a subculture.
Preppy is both an American adjective and an American noun, while prep is only an American noun, traditionally used in relation to Northeastern private university-preparatory schools and denotes a person seen as characteristic of an attendee of these schools.[1] Although considered slang, the noun prep has become a colloquialism in the United States and has largely replaced the noun preppy. Characteristics of preps include a particular subcultural speech, vocabulary, accent, dress, mannerisms, and etiquette reflecting Northeastern, upper-class families in the United States.[2]
More:
http://en.wikipedia.org/wiki/Preppy
can you understand about preppy? so, if you understand, we could go to the main topic.
in fact most of the preppy style is classic stuff man, the difference is how to use that. always agree with the sentence stating that looks cool instead of what we wear, but how you wear it. I often see many people wearing branded clothes but still doesn't look fashionable.
so, what's wrong with preppy style? nope, just curious, so lately preppy style back to the surface. wherever, we often see big glasses-men using light-color chino / jeans, long-sleeved shirts and sweaters, with boat shoes or classic dress shoes. In mainstream, they use shorts chino combine with long-sleeved shirts and boat shoes.
a couple years ago, I thought people who wore these clothes look like a gay. But when i think again, i have many stuff they used. so, am i a gay? absolutely no! as i told you in the first paragraph, the difference is how to wear that. over time, everything becomes all the usual and I even fell in love with some "preppy style" stuff like chinos, classic dress shoes like wingtip brogues, boat shoes, and another stuff. We cannot find the difference between gay, and fashionable guy except with color of their stuff. All people look the same!
So, am i preppy style-guy? i don't think so. I'm not being "preppy" every day. I might mix preppy style with clothes that can be worn everyday. It's funny if i go to the college and use blazer. Looks so overdressed.
guys, please choose your own colour. Remember!!!, be "PREPPY", not "GAY"
anyway, just for information. i'm not a fashion enthusiast, fashionable guy or whatever you called. i am straight, normal guy, not gay, cool, handsome, genius, or what ever you want to call that means i am.
what is preppy style? there you go!
Preppy, preppie, or prep (all abbreviations of the word preparatory) refers to a modern, widespread United States clique, often considered a subculture.
Preppy is both an American adjective and an American noun, while prep is only an American noun, traditionally used in relation to Northeastern private university-preparatory schools and denotes a person seen as characteristic of an attendee of these schools.[1] Although considered slang, the noun prep has become a colloquialism in the United States and has largely replaced the noun preppy. Characteristics of preps include a particular subcultural speech, vocabulary, accent, dress, mannerisms, and etiquette reflecting Northeastern, upper-class families in the United States.[2]
More:
http://en.wikipedia.org/wiki/Preppy
can you understand about preppy? so, if you understand, we could go to the main topic.
in fact most of the preppy style is classic stuff man, the difference is how to use that. always agree with the sentence stating that looks cool instead of what we wear, but how you wear it. I often see many people wearing branded clothes but still doesn't look fashionable.
so, what's wrong with preppy style? nope, just curious, so lately preppy style back to the surface. wherever, we often see big glasses-men using light-color chino / jeans, long-sleeved shirts and sweaters, with boat shoes or classic dress shoes. In mainstream, they use shorts chino combine with long-sleeved shirts and boat shoes.
a couple years ago, I thought people who wore these clothes look like a gay. But when i think again, i have many stuff they used. so, am i a gay? absolutely no! as i told you in the first paragraph, the difference is how to wear that. over time, everything becomes all the usual and I even fell in love with some "preppy style" stuff like chinos, classic dress shoes like wingtip brogues, boat shoes, and another stuff. We cannot find the difference between gay, and fashionable guy except with color of their stuff. All people look the same!
In the eighties the preppy look was real popular and any guy would have
looked at this guide and been all over it. They would have taken it
heart. Men today dress preppy more then they realize. They take the
classics and mix then with today's clothes and have came up with a new
modern preppy style. If you want to dress preppy here are some
essential items that you must have.
- The preppy outfit must include shirts. These should be colorful shirts.
- What preppy outfit is complete without sweaters? These need to be sweaters that fit your frame well. Do not wear sweaters that are way to big.
- You need at least one pair of chinos. These can be worn anywhere.
- Jeans are also important. Even the preppy look involves wearing jeans on occasion. Slim, Slim straight cut jeans are the kind that you need. If you fold the cuff up it will make them look even more preppy.
- You will also need a great fitting blazer. A crest on it is an added touch but not necessary.
- You will need either chinos shorts, cargos shorts or pleated shorts. Or even all three. These can work for a casual preppy look or even for dressing up a little.
- When it comes to jackets try a windbreaker for cool days and pullovers for colder days. Again just make sure they fit well.
- For those really cold days then wear a tweed coat or even a pea coat. Add a scarf and you have just pulled off the perfect preppy look. But in Indonesia, we cannot use scarf!
As described about preppy style,
preps are notoriously properly mannered, from top to bottom, including
the hair of course. Hair are nicely trimmed and shaved regularly. Many barber shop that provide classic style haircut because of the large demand for classic hairstyles. Slicked back undercut hairstyle, and another 1970's hairstyle become "in" in the early 2012. Including me, I tried to comb my hair to the left, and shaved both sides with "1", and shaved back with "3" (called undercut)
guys, please choose your own colour. Remember!!!, be "PREPPY", not "GAY"
anyway, just for information. i'm not a fashion enthusiast, fashionable guy or whatever you called. i am straight, normal guy, not gay, cool, handsome, genius, or what ever you want to call that means i am.
Kamis, 03 Januari 2013
DREAMS
They say that the secret of hapiness is to admire without desire, but i think how can we admire without desire, if we always dreaming about that??
Sebuah kalimat yang cukup kontradiktif, gimana mungkin kita bisa menjalani kehidupan tanpa hasrat yang mendalam terhadap sesuatu, dan tanpa tujuan & angan-angan yang ingin kita capai. Manusia pasti pernah memiliki mimpi dan angan-angan yang ingin dicapai, entah apapun itu. Begitupun dengan gue, sama. Gue juga pernah memiliki keinginan yang sayangnya tidak tercapai dan tidak terjadi dalam kehidupan gue.
Berhubung ini masih awal tahun, maka saat yang tepat banget untuk ngomongin mimpi-mimpi yang ingin kita gapai di tahun 2013 ini, atau sekedar resolusi-resolusi yang akan kita jalankan di tahun ini. :p
Cerita sedikit, gue pernah punya banyak cita-cita dan mimpi-mimpi sebelum ini. Waktu kecil, gue suka banget ngelukis dan menggambar. Seriusan, kayaknya semacam ada benih-benih seni di dalam jiwa dan tubuh gue yang mungil itu. Gue inget, gue lebih bisa menggambar dulu daripada nulis dan baca. Entah apa yang membuat gue ga ngelanjutinnya, yang pasti gue udah ga pernah ngelukis dan ngegambar lagi selama beberapa tahun. Minat gue terhadap dunia perlukisan pun sirna, yang gue inget terakhir kali gue ngegambar dengan alasan melakukannya untuk kesenangan sih waktu kelas 3 smp.
Cita-cita dan hasrat yang tumbuh di dalam diri gue pun hanya bertahan ketika gue belum memasuki jenjang SMA, dan belum memiliki kesadaran bahwa kita hidup di dunia yang mengharuskan kita untuk realistis. Dalam jarak waktu dari kecil sampe SMA tersebut, gue pun pernah punya cita-cita yang lain. Misalnya, gue pernah pengen banget jadi astronot waktu kelas 1sd. Sayangnya gue paham, Indonesia ga mungkin bakalan punya astronot karena keterbatasan tekhnologi. Bahkan masih banyak orang Indonesia yang ga percaya dengan mendaratnya Neil Armstrong dan Aldrin ke bulan. Gatau gimana ceritanya bisa begitu, yang pasti kita ini berada di negara yang terbelakang. Bahkan, waktu kelas 5sd - 1 smp pun gue pernah pengen banget jadi pemain bola di Inggris. Pernah juga, gue kepengen jadi agen rahasia ato detektif. Sayangnya, harapan hanya lah tinggal harapan.
Gue melanjutkan kehidupan gue tanpa pernah lagi memiliki pikiran, "mau jadi apa gue?". Terlepas dari mimpi-mimpi lain yang ingin gue wujudkan, waktu itu belum tau gue mau jadi apa. Gue rasa gue bukan satu-satu nya orang yang merasakan hal tersebut. Karena banyak banget orang yang juga masih bingung terhadap masa depannya. Bukan berarti orang-orang tersebut tanpa masa depan, hanya dia belum menemukan tujuan hidup nya.
Banyak orang yang dengan sombongnya bilang, "gue sih mau jadi entrepreneur yang sukses. Itu cita-cita gue. Lo belom tau mau jadi apa?". Kalo menurut gue, menjadi orang yang sukses itu ga bisa di sebut mimpi. Karena seluruh orang di dunia ini pasti pengen jadi sukses, menjadi entrepreneur pun juga bukan sebuah mimpi. Karena hal tersebut adalah pekerjaan untuk melanjutkan hidup, bukan sesuatu yang ingin di raih. Misalnya jika gue bermimpi ingin memiliki Caffe terbesar di Jakarta, ya memang pada akhirnya gue menjadi entrepreneur. Tapi mimpi gue adalah memiliki Caffe tersebut, dan bukan menjadi entrepreneur nya.
Semakin kita dewasa, semakin kita sadar bahwa mimpi-mimpi kita semakin sedikit, pilihan profesi di kemudian hari pun menjadi sangat terbatas. Kerja kantoran sesuai dengan bidang akademik yang diambil ketika kuliah, atau menjadi entrepreneur yang meneruskan usaha keluarga, atau membangun semua nya sendiri dari nol. Udah, itu aja. Cuma ada 2 kemungkinan yang kita lakukan nanti nya.
Makanya sewaktu memilih jurusan kuliah, kita di anjurkan untuk memilihnya sesuai dengan bakat dan minat. Ini bukan sesuatu yang tanpa alasan, tanpa minat biasanya manusia akan malas untuk melakukan hal tersebut. Misalnya kita tidak menyukai menggambar, tetapi memilih untuk memasuki jurusan DKV. Entah mau jadi apa kita ke depannya, jika harus dihadapkan dengan sesuatu yang tidak kita suka setiap harinya. Bersyukurlah orang yang mengambil profesi yang dilakukan nya di kemudian hari sesuai dengan cita-cita dan angan-angannya sedari kecil.
Dewasa ini, orang-orang mulai berbondong-bondong menghabiskan hidupnya untuk bekerja. Hal tersebut akan sangat baik jika kita menikmati pekerjaan tersebut dan menjadikannya hasrat. Tapi bagi sebagian orang yang lain, yang tidak menyukai pekerjaan nya dan melakukannya hanya karena terpaksa demi mendapatkan uang, entah gimana gue ga bisa ngebayanginnya. Orang tersebut menghabiskan hidupnya untuk bekerja, tetapi tidak menyukai pekerjaan nya. Wajar banget kalo orang tersebut akhirnya tidak mencintai hidupnya sendiri, dan gagal untuk menjadi manusia seutuhnya.
Jadi menurut gue, jika kita telah terlanjur memasuki suatu babak didalam kehidupan ini kita harus belajar untuk mencintai nya. Menjadikannya hasrat, agar kita merasa menjadi manusia seutuhnya, dan mimpi-mimpi kita yang lain dapat tercapai di dalam hidup ini. Jika kita memutuskan untuk menjadi entrepreneur, nikmatilah hal tersebut agar bisnis kita semakin maju. Jika kita pada akhirnya memutuskan kerja kantoran sesuai bidang akademis yang diambil, nikmatilah pekerjaan tersebut agar karir kita semakin meroket.
Hapiness isn't found by chasing a paycheck, relationships, people.. but by chasing your DREAMS.
Semoga mimpi-mimpi kita dapat tercapai di kemudian hari, dan resolusi-resolusi 2013 yang kita buat juga dapat dijalankan dengan baik :p
Sebuah kalimat yang cukup kontradiktif, gimana mungkin kita bisa menjalani kehidupan tanpa hasrat yang mendalam terhadap sesuatu, dan tanpa tujuan & angan-angan yang ingin kita capai. Manusia pasti pernah memiliki mimpi dan angan-angan yang ingin dicapai, entah apapun itu. Begitupun dengan gue, sama. Gue juga pernah memiliki keinginan yang sayangnya tidak tercapai dan tidak terjadi dalam kehidupan gue.
Berhubung ini masih awal tahun, maka saat yang tepat banget untuk ngomongin mimpi-mimpi yang ingin kita gapai di tahun 2013 ini, atau sekedar resolusi-resolusi yang akan kita jalankan di tahun ini. :p
Cerita sedikit, gue pernah punya banyak cita-cita dan mimpi-mimpi sebelum ini. Waktu kecil, gue suka banget ngelukis dan menggambar. Seriusan, kayaknya semacam ada benih-benih seni di dalam jiwa dan tubuh gue yang mungil itu. Gue inget, gue lebih bisa menggambar dulu daripada nulis dan baca. Entah apa yang membuat gue ga ngelanjutinnya, yang pasti gue udah ga pernah ngelukis dan ngegambar lagi selama beberapa tahun. Minat gue terhadap dunia perlukisan pun sirna, yang gue inget terakhir kali gue ngegambar dengan alasan melakukannya untuk kesenangan sih waktu kelas 3 smp.
Cita-cita dan hasrat yang tumbuh di dalam diri gue pun hanya bertahan ketika gue belum memasuki jenjang SMA, dan belum memiliki kesadaran bahwa kita hidup di dunia yang mengharuskan kita untuk realistis. Dalam jarak waktu dari kecil sampe SMA tersebut, gue pun pernah punya cita-cita yang lain. Misalnya, gue pernah pengen banget jadi astronot waktu kelas 1sd. Sayangnya gue paham, Indonesia ga mungkin bakalan punya astronot karena keterbatasan tekhnologi. Bahkan masih banyak orang Indonesia yang ga percaya dengan mendaratnya Neil Armstrong dan Aldrin ke bulan. Gatau gimana ceritanya bisa begitu, yang pasti kita ini berada di negara yang terbelakang. Bahkan, waktu kelas 5sd - 1 smp pun gue pernah pengen banget jadi pemain bola di Inggris. Pernah juga, gue kepengen jadi agen rahasia ato detektif. Sayangnya, harapan hanya lah tinggal harapan.
Gue melanjutkan kehidupan gue tanpa pernah lagi memiliki pikiran, "mau jadi apa gue?". Terlepas dari mimpi-mimpi lain yang ingin gue wujudkan, waktu itu belum tau gue mau jadi apa. Gue rasa gue bukan satu-satu nya orang yang merasakan hal tersebut. Karena banyak banget orang yang juga masih bingung terhadap masa depannya. Bukan berarti orang-orang tersebut tanpa masa depan, hanya dia belum menemukan tujuan hidup nya.
Banyak orang yang dengan sombongnya bilang, "gue sih mau jadi entrepreneur yang sukses. Itu cita-cita gue. Lo belom tau mau jadi apa?". Kalo menurut gue, menjadi orang yang sukses itu ga bisa di sebut mimpi. Karena seluruh orang di dunia ini pasti pengen jadi sukses, menjadi entrepreneur pun juga bukan sebuah mimpi. Karena hal tersebut adalah pekerjaan untuk melanjutkan hidup, bukan sesuatu yang ingin di raih. Misalnya jika gue bermimpi ingin memiliki Caffe terbesar di Jakarta, ya memang pada akhirnya gue menjadi entrepreneur. Tapi mimpi gue adalah memiliki Caffe tersebut, dan bukan menjadi entrepreneur nya.
Semakin kita dewasa, semakin kita sadar bahwa mimpi-mimpi kita semakin sedikit, pilihan profesi di kemudian hari pun menjadi sangat terbatas. Kerja kantoran sesuai dengan bidang akademik yang diambil ketika kuliah, atau menjadi entrepreneur yang meneruskan usaha keluarga, atau membangun semua nya sendiri dari nol. Udah, itu aja. Cuma ada 2 kemungkinan yang kita lakukan nanti nya.
Makanya sewaktu memilih jurusan kuliah, kita di anjurkan untuk memilihnya sesuai dengan bakat dan minat. Ini bukan sesuatu yang tanpa alasan, tanpa minat biasanya manusia akan malas untuk melakukan hal tersebut. Misalnya kita tidak menyukai menggambar, tetapi memilih untuk memasuki jurusan DKV. Entah mau jadi apa kita ke depannya, jika harus dihadapkan dengan sesuatu yang tidak kita suka setiap harinya. Bersyukurlah orang yang mengambil profesi yang dilakukan nya di kemudian hari sesuai dengan cita-cita dan angan-angannya sedari kecil.
Dewasa ini, orang-orang mulai berbondong-bondong menghabiskan hidupnya untuk bekerja. Hal tersebut akan sangat baik jika kita menikmati pekerjaan tersebut dan menjadikannya hasrat. Tapi bagi sebagian orang yang lain, yang tidak menyukai pekerjaan nya dan melakukannya hanya karena terpaksa demi mendapatkan uang, entah gimana gue ga bisa ngebayanginnya. Orang tersebut menghabiskan hidupnya untuk bekerja, tetapi tidak menyukai pekerjaan nya. Wajar banget kalo orang tersebut akhirnya tidak mencintai hidupnya sendiri, dan gagal untuk menjadi manusia seutuhnya.
Jadi menurut gue, jika kita telah terlanjur memasuki suatu babak didalam kehidupan ini kita harus belajar untuk mencintai nya. Menjadikannya hasrat, agar kita merasa menjadi manusia seutuhnya, dan mimpi-mimpi kita yang lain dapat tercapai di dalam hidup ini. Jika kita memutuskan untuk menjadi entrepreneur, nikmatilah hal tersebut agar bisnis kita semakin maju. Jika kita pada akhirnya memutuskan kerja kantoran sesuai bidang akademis yang diambil, nikmatilah pekerjaan tersebut agar karir kita semakin meroket.
Hapiness isn't found by chasing a paycheck, relationships, people.. but by chasing your DREAMS.
Semoga mimpi-mimpi kita dapat tercapai di kemudian hari, dan resolusi-resolusi 2013 yang kita buat juga dapat dijalankan dengan baik :p
Langganan:
Komentar (Atom)


