Rabu, 26 Juni 2013

Love

Mungkin bagi setiap orang, definisi cinta itu berbeda-beda. Bagi sebagian orang, cinta adalah cahaya yang menjaga harapannya untuk tetap hidup, bagi sebagian yang lain mungkin Love is cinta, beragam definisi tentang cinta itu mulai terbentuk secara random dan absurd di seluruh dunia, begitupun dengan cinta versi gue, tetapi yang pasti, semua orang membutuhkannya.

Gue ga ngerti, siapa yang mengajarkan cinta pertama kali di dalam hidup manusia, mungkin alam yang mengajarkan, atau memang reaksi kimiawi yang secara alamiah dan naluri timbul di dalam tubuh manusia, atau masyarakat yang menciptakan konsep cinta tersebut, dan menyuntiki nya secara perlahan kepada pola pikir manusia.

Lucunya di Indonesia, para orangtua berlomba-lomba untuk menjauhkan anaknya dari sebuah fenomena bernama "Cinta" tersebut, melarang anak-anaknya untuk mengalami hal tersebut dengan dalih, "kamu masih kecil, nanti aja kalo udah kerja", tetapi hidup berdampingan dengan gaya hidup penuh dengan "cinta" yang di ajarkan lewat masyarakat. Misal : Sinetron dan film-film tentang cinta, lagu-lagu galau tentang cinta, novel-novel tentang cinta, atau acara reality show bertemakan cinta. Absurd.

Sebagaimana manusia lainnya, semua orang pasti ingin dicintai dengan sepenuh hati, begitupun dengan gue. Tetapi yang menjadi masalah adalah, faktor apakah yang dapat membuat kita dicintai dengan sepenuh hati seterusnya? Apa yang membuat cinta dapat terus bertahan puluhan tahun sampai maut memisahkan kedua insan yang telah bersatu? Apakah cinta bisa kadaluarsa?

Begitu banyak pikiran-pikiran yang mengawang-awang didalam otak gue tentang cinta 3 dekade belakangan, begitu banyak rasa penasaran yang ada di dalam hati gue untuk mengetahui rahasia tersebut. Ataukah mungkin memang semesta yang berkonspirasi untuk gue dapat memahami makna cinta yang sebenarnya?

Bagi gue yang sederhana dan dangkal ini, dicintai dengan tulus sudah lebih dari cukup. Gue ga memerlukan "kesempurnaan", karena gue tau, sesuatu yang sejati dan sempurna itu tidak dapat dinamakan, karena nama membuat semuanya menjadi terbatas. Tapi, apakah cinta yang besar itu dapat menjamin keawetan hubungan? Gue bertanya-tanya di dalam hati. Dan sepertinya lewat kacamata pengamatan gue ini, gue mendapati bahwa cinta itu bukanlah sebuah frasa yang ditujukan untuk melambangkan sebuah "perasaan", karena jika cinta itu hanyalah sebuah perasaan, maka cinta dapat dengan mudah kadaluwarsa. Bukan seberapa besar cinta kita terhadap seseorang yang membuat kita terus bertahan bersama dia, tetapi TEKAT kita untuk terus mencintai nya lah yang membuat kita terus ada disisi nya.

Yap, gue selalu percaya bahwa di saat kita mencari dengan sungguh-sungguh, sejujurnya kita pasti akan menemukan orang yang lebih baik. Kita akan SELALU menemukan orang yang lebih baik. SELALU *di ulang, biar makin tegang*. Ya, kita akan selalu menemukan orang yang lebih baik, and if we're looking out for perfection, maka sejujurnya kita tidak akan pernah menemukannya. Karena yang "lebih baik" akan selalu muncul. Maka dari itu, gue berpendapat bahwa cinta yang sebenarnya janganlah didasari hanya karena pasangan kita adalah yang terbaik, tetapi harusnya "Ada sih yang lebih baik, tapi aku maunya sama kamu".  Tapi, jika memang dirinya secara fakta, pasangan kita adalah orang yang paling baik, dan kita sudah melabeli nya dengan anggapan "yang terbaik" jauh sebelum kita menyadarinya, Good for you. He/She was made to be your side :p

Cinta yang sebenarnya harusnya didasari dengan tekat, dan komitmen yang kuat untuk terus bersama pasangan meskipun banyak godaan-godaan dengan orang lain "yang lebih baik" muncul. Mencintai adalah sebuah pilihan, bukan keadaan. Maka dari itu, jika kita sudah menemukan orang yang cukup baik, hargailah dan cintailah sepenuh hati. Jangan menyia-nyiakannya dan jangan pernah berhenti untuk terus berusaha mencintainya sepenuh hati. Anggaplah dirinya adalah "Yang Terbaik", dan jangan lagi berusaha untuk mencari orang lain, karena siklus "pencarian" tersebut hanyalah membawa kalian kedalam pencarian yang tak berujung. Dan jika akhirnya kalian dapat tumbuh tua bersama-sama, melewati segala macam godaan dan masalah yang ada didalam hubungan kalian berdua, sambil merayakan manisnya perayaan "Pernikahan Emas" bersama dengan anak dan cucu kalian, mungkin itulah definisi cinta sejati yang sebenarnya. :)

Gue belajar banyak tentang cinta dari kakek-nenek gue, nenek gue terkena struk dari diri nya masih muda dan di dalam usia produktif. Setengah tubuhnya sudah tidak bisa digerakkan dari usia 30-an, tetapi kakek gue tidak pernah berhenti untuk terus mencintai nya sepenuh hati. Kakek gue ga pernah berusaha mencari yang lebih sempurna, karena dia tau Mencintai itu adalah sebuah konsekuensi dan buah pilihan. Jadi apapun yang terjadi, dia tetap bersama nenek gue. Sekarang nenek gue udah pikun, dan hanya bisa berbaring lemas. Penglihatannya pun sudah kabur, tetapi kakek gue terus setia mendampingi dan menemani nya. Yang ada dipikiran nenek gue pun hanyalah kakek gue. Lucunya, biarpun nenek gue sudah sulit untuk berkomunikasi tetapi dia tetap ingin berkomunikasi dengan kakek gue, sedangkan kakek gue pendengarannya sedikit terganggu. Jadi saat nenek gue berbicara dengan suara parau dan pelan, kakek gue tidak mendengarnya dan hanya berkata "HAHH??", nenek gue mengulang berkali-kali sampai akhirnya kakek gue mendengar. Komunikasi yang sulit sekali, tetapi itu sama sekali tidak melunturkan cinta di antara mereka berdua. Mungkin bagi diri nenek gue yang sudah mulai lelah dan uzur untuk menghadapi dunia, Kakek gue adalah dunia nya. Terdengar indah memang percintaan orang jaman dulu, dimana komitmen dan kesetiaan masih di agungkan, sangat berbeda dengan gaya berpacaran orang-orang jaman sekarang yang menurut gue mulai memandang rendah, dan menganggap enteng tentang "CINTA", tetapi suatu hari nanti Ia bertanya-tanya tentang "CINTA" tersebut dan merasa tidak pernah mendapatkannya.

Dan yang terakhir, gue merasa beruntung saat gue memilih untuk terus mencintai orang yang sama selama lebih dari 2 tahun terakhir, walaupun banyak hal-hal yang terjadi, semua perasaan yang campur-aduk bergejolakpun akhirnya terjawab dengan manis. Lunas. Thank you my lovely Sylvia Monica :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar