Selasa, 02 Februari 2021

Be Grateful To Your Lovely Ones, While You Still Have a Chance

 Hi Guys, it's been a very long time I never updated this blog. I forgot the e-mail actually, but then somehow i manage to get this blog back.

My dear father has passed away few days ago. Sad. And I started to missing him even more.

How he texted me "Hi Mario, wake up already? where do you wanna go today? have you eaten yet?", and the feeling of worry when rain started pouring because his chest cannot be wet due to his health condition, and I always checking on him "Pi, where are you now? Heavy rain! Go home".

People said we will realize about things that important to us when we lose it. I feel it.

Somehow I feel it, I always knew that if I didnt spend time with my father properly I will regret it my whole life. I try to accompany him when I have a free time in the past few years, but I feel I could do better.

But the regret is in the past 2 weeks my father condition makes me confuse about his real condition, and I didn't know if life really that short & unpredictable, because everything seems so fine. I didn't spend time with him like what I did in few years before in the last 2 weeks, and the time has come. My father passed away just in a blink of an eye.

A lot of words unspoken. A lot of stories unheard.

Then after I lost him, I started to realized that he was everything to me.

Through our complicated life that I cannot disclose in here, a lot of my family members dislike my father and give me an influence to dislike him too. But I always try to defend him as much as I can, or maybe just act like I didnt hear anything. And I always knew that I love him. But I never knew that he was everything to me.

My father wasn't a perfect guy, he made a lot of mistakes during his short period of his life. But neither am I. I wasnt a perfect child either. So I think the most important things is to respect him and remember all of his kindness, and cherish the good memories that we had.

I grew up with him, and spent almost my whole life alongside with him.

We shared a lot of joy memories together, a lot of stories that never heard by others, that only both of us know.

Hope I've become an ideal child for you, and I know I havent made you proud yet, but I will do better in life.

Hope my presence be a source of your happiness during your life.

I always denied it, But now I realized I was a golden boy. 

I may not be your spoiled kid, but I knew I was your special kid.

Thank you for everything that you've done in my life, and I will always mourning you.

Me and my descendants will always remember you as a great man, and we are very proud about good things that you did in your life. There's nothing you can do anymore, you did a great life!

We are man of action, you taught me to be one. But I do hope that you can hear me say I love you to you for once.


Jumat, 26 Desember 2014

Loyalty

Hi everyone, this time i will share about my thoughts again! lately my passion to writing burning again! LOL. Anyway, my main purpose to write this article is, I want to share about my understanding of loyalty, that my grandfather taught me from His life. Just to info, my grandfather still alive, but my grandmother has passed away a few days ago. Before i started, i think it's better to write in Bahasa, so everyone could read and understand about what I feel :)

Beberapa hari yang lalu, nenek gue meninggal. Nyokap dari bokap gua telah berpulang di usia yang ke 80, orang yang pernah ikut membesarkan gua ketika bokap gua dalam keadaan menduda, dan tidak ada yang merawat gue dan saudara-saudara kandung gua, orang yang ikut mendidik gua dengan gaya nya yang kaku namun disiplin. Entah mengapa pagi itu, ketika kabar duka ini mulai tersebar, tidak setetespun air mata keluar dari kelopak mata ini. Hanya sebuah rasa kosong yang menghampiri, di ikuti dengan perasaan sendu. Ketika gua sampai dirumah duka, baru ada beberapa saudara yang telah hadir, dan beberapa orang yang masih tidak percaya dengan kenyataan ini. Ketika siang mulai berlalu, akhirnya Kakek gua baru datang ke rumah duka, sambil berjalan ke arah peti, dia menangis tersedu-sedu sambil berteriak seakan tidak percaya. Ia menghampiri mayat yang sudah terbujur kaku didalam peti itu dalam keadaan dingin, dan mulai menciumi sambil terus menangis, di ikuti dengan tangisan anak-anaknya (FYI, bokap gua juga ikutan nangis).

Gua ikut tersentuh melihat moment itu, walaupun gua ga nangis, tapi entah mengapa ini moment yang sangat mengharukan dan membuat gua terpana. Melihat seseorang yang sangat terpukul kehilangan orang yang sangat Ia cintai, meskipun Ia sendiri sudah dalam keadaan yang lemah, dan sudah sangat berumur. Meskipun usia pernikahan mereka sudah hampir 55 tahun, tapi rasa cinta yang kuat didalam dirinya seakan tidak rela kehilangan wanita paling berarti didalam dirinya.

Jujur walaupun ini mengharukan, namun hal ini bukan hal yang mengherankan, karena kami semua tau betapa dalamnya rasa cinta dan kesetiaan Kakek gue. Nenek gue struk hampir 30 tahun yang lalu, dan di usia yang cukup muda Ia sudah tidak bisa menggerakan separuh tubuhnya seperti manusia normal lagi. Dan jujur, nenek gue juga bukan type wanita yang lemah lembut. Gue ga tau sih mudanya gimana, tapi sepanjang yang gue tau, Ia cukup galak, dan sering mengomeli Kakek gue dulu. Type-type wanita judes gitu. Tapi, didalam keadaan sakitnya, kakek gue tetap setia kepada nenek gue. Kakek gue selalu menuntun nenek gue ketika mereka pergi. Dan bahkan, ketika didalam keadaan tidak berdaya, kakek gue setiap malam bernyanyi untuk nenek gue, semacam lagu sebelum bobo gitu, dan dalam bahasa cina sepertinya. Disaat nenek gue keadaannya semakin parah, kakek gue juga tetap setia merawat sebisanya *FYI, dia juga dalam keadaan sakit*. Ia masih menghapus iler yang keluar dari nenek gua, masih mencium nenek gua setiap hari, dan tetap pada ritualnya, masih menyanyikan lagu untuk nenek gua. Dan terkadang yang bikin gua terharu, kakek gua itu pendengarannya kurang baik, dan dalam keadaan sakit beberapa tahun terakhir, nenek gua pun penglihatannya kurang baik. Jadi ketika mereka berkomunikasi, nenek gua sudah sulit untuk melihat kakek gua, dan kakek gua sulit untuk mendengar nenek gua berbicara. Jadi butuh kesabaran ekstra untuk mereka berkomunikasi. Namun, cinta mereka tidak pernah padam dalam keterbatasan itu. Seperti menjawab pepatatah, "kita tidak perlu menjadi sempurna untuk mencintai seseorang".

Dari sini, gue belajar untuk memahami apa itu kesetiaan, cinta, dan ketulusan. Karena gua tumbuh dan melihat hal ini langsung, yang membuat gua memahami hal ini. Gua harap, setiap insan - termaksud gue - sekarang dapat menjalani hubungan yang seperti ini, selalu melakukan yang terbaik bagi pasangan, meskipun tidak saling sempurna. Anyway, guguk gue juga keren deh! sejak guguk gua uda ga di iket lagi, dia bisa jalan-jalan keluar rumah sendirian kalo lagi bete. Tapi selalu pulang lagi, dan tetep girang kalo anggota keluarga lagi pulang ke rumah. Kadang, kalo salah satu anggota keluarga lagi pergi keluar, guguk gua juga sering ngikutin sejauh yang dia bisa, terus nanti pulang sendiri deh kalo ga kekejer. Padahal ini tuh guguk nemu dipinggir jalan gitu. Ga pernah diajarin apa-apa, dulu sepanjang hari cuma diiket doang dipager rumah. Tapi ketika dilepas kayak sekarang, meskipun dia bisa kemanapun yang dia mau, dia tetap setia, dan tau tempat yang tepat untuk pulang dan berlabuh, mungkinkah itu arti kesetiaan yang sesungguhnya? :)

Sabtu, 29 November 2014

Life

Hi everyone, just want to share my thoughts when i have some free time for myself. Lately, i've been losing sleep. I don't know what happened, I always wake up at 5 or 6 am, even when i sleep at 2 am. I didn't have a "quality time" to sleep. Anyway, my second sister will get married tomorrow. My first thoughts is, finally she will get happy ending with her relationship and the real journey will start very soon after her marriage. But the second thought is, I will be the "last man" standing in my house.

Hold on that second thought. Seriously, even in unconsciousness, deeply in my heart, i think i'm sad. That means i will be alone in my house. The difference age between me and all of my siblings is, with my elder brother 8 years, my first sister 6 years, and with second sister is 4 years. Quite far away with my age, and consequently we have difference lives, and difference converse / association. But that doesn't mean we didn't care with each other. My elder brother has left our house when i was in senior high school, and my first sister has left me when i was junior high school. And now, the last sibling in my house will leave me.

It's not dejavu, or something like that, but I have the same feeling in this my sister marriage with My father marriage in 1998, when i was 6 years old. Even i didn't understand what's the meaning of marriage in that time, I can feel about something, and still remember that feeling. Could you feel about something, that you don't understand but you can feel in your mind? This is a really different situation with my father second marriage *anyway, i am broken home since i was 1-2 months years old, and my father get married again after he dating with many many girls*. I can't describe this feeling, and i don't know this is a good or bad feeling. Seriously, this is cannot be explained, but what i knew is. After this big event has done, life will never quite same again.

After my father second marriage, my life and my siblings life was never quite same again. We should live in my father house with him and his wife. In the first time, we have a good life together. I still remember when i was a kid, i think i'm happy with my life. I have so many toys to play, i have brother, and sisters, and also cousins that can be invited to play. We always having fun together with my father in weekend. *we were live in our grandfather's house, and our father was always pick us up in weekend to traveling, shopping,etc*. We learned ice-skating together in weekend, playing together, etc. Anyway, after this marriage, my brother has become a teen, and have his own teenager life. And we have some confrontation with our step-mother. Since that happened, we were have our own life - also my sisters have their own teenager life, and our family's togetherness became cold. My father have another child to take care, and me, in 7 years old should have my own and alone life. Yup, live was never quite same again since that happened.

Anyway, also i'm officially graduated from my university. And now, i work in local Trader Company, in Polymer Industry. Since i was graduated, i knew that life will be harder for me. I've learned that life is tough. I should work to pay my own bills in my own way. Even i am always independent since i was 7 years old, after graduated i really realized, that life is really tough. Huff, how time flies so fast, I think i still can't believe i should face this situation really fast. Live my own life, in my own way, only with my self. Even i still live in my Father's house, you know just like what i've told you in the fourth paragraph, I feel alone because we were have our own life to take care of. I won't have a friend to talk in house since now, except my step-brothers. That also just to have simple conversation.

Life must go on, so do I. Even in the different situation, i have to continue this long journey, maybe this is time to dumb down and be dishonest, it seems to take you a long way in this game. It may sound absurd, but don't be naïve, even heroes have the right to bleed. *singing* :)

Jumat, 15 Agustus 2014

Karakter Pengendara Kendaraan Bermotor di Indonesia Melalui Planned of Behavior

No no, It's not the title of thesis or something. I'm not a psychologist, or something like that. But i've read Planned of Behavior by Icek Azjen when i was make my thesis before i graduated from my College. I think this theory could be explained why Indonesian People such like a dick when they in the road. There you go.
Oh ya FYI, I think because this is about Indonesia, consequently i should write in Indonesian Language. Well, you know most Indonesian people don't like to read anything about scientific, or journal, or something. Plus if i write in english, this only make things worse.

As I Mentioned before, i've read Planned of Behavior by Icek Azjen, before you start to read my assumption, better you check about Planned of Behavior. The most important things about Planned of Behavior are :

1. Sikap terhadap tingkah laku tertentu (attitude toward behavior)
  • Behavioral belief: an individual's belief about consequences of particular behavior. The concept is based on the subjective probability that the behavior will produce a given outcome.
  • Attitude toward behavior: an individual's positive or negative evaluation of self-performance of the particular behavior. The concept is the degree to which performance of the behavior is positively or negatively valued. It is determined by the total set of accessible behavioral beliefs linking the behavior to various outcomes and other attributes.
2. Norma subjektif (subjective norm)
  • Normative belief: an individual's perception of social normative pressures, or relevant others' beliefs that he or she should or should not perform such behavior.
  • Subjective norm: an individual's perception about the particular behavior, which is influenced by the judgment of significant others (e.g., parents, spouse, friends, teachers).
3.  Persepsi tentang kontrol perilaku (perceived behavior control)
  • Perceived behavioral control: an individual's perceived ease or difficulty of performing the particular behavior (Ajzen, 1991). It is assumed that perceived behavioral control is determined by the total set of accessible control beliefs.
  • Control beliefs: an individual's beliefs about the presence of factors that may facilitate or impede performance of the behavior (Ajzen, 2001).The concept of perceived behavioral control is conceptually related to self-efficacy.

Oke, gue akan menjabarkan nya 1-1.
1. Attitude toward behavior :
Kebanyakan orang Indonesia ga gitu percaya dengan konsekuensi, mereka jarang mikir bahwa apa yang mereka lakukan akan menghasilkan sebuah akibat. Mereka lebih percaya takdir. Jadi, mereka mikir kalo mati mah ya mati aja. Consequently, di jalan pun mereka sembarangan. Mereka ga pernah mikir bahwa kelalaian mereka saat berkendara, saat mereka dengan sengaja melanggar lalu lintas, saat mereka hajar sana-hajar sini, saat mereka ga pake helm itu dapat berakibat buruk bagi orang lain dan dirinya sendiri. Mereka sebodo amet, toh seandainya mereka kenapa-kenapa di jalan juga, kan tinggal kabur. Kalo ketangkep polisi, tinggal sogok. Kalo mobilnya nabrak, tinggal claim asuransi. Kalo motor ditabrak, tinggal nyalahin yang nabrak walaupun sebenernya motor yang salah (itu juga kalo masih hidup sih). Intinya, mereka ga tau dengan akibat yang dapat mereka hasilkan dari kelalaian mereka. Mungkin ada beberapa yang tau, tapi mereka ga peduli. Prinsipnya cuma 1 : BODO AMAT.

2. Subjective Norm :
Seperti yang kita tau, lingkungan sangat mempengaruhi bagaimana kita tumbuh. Bagaimana orang Indonesia bisa tumbuh menjadi anak yang taat peraturan dalam berlalu lintas, kalo sehari-hari aja ngeliat orangtua nya ngelanggar lalu lintas, nenek moyang nya naek motornya sembarangan, bokapnya nyetir angkot nge tem di jalan. Temen-temen nya naek motor kaga pake helm dan balap liar, hal itu yang mem viral kebiasaan buruk ini terus menerus ke dalam siklus yang ga pernah selesai. Orang tua nya aja ga pernah nganggap anak kecil umur belasan tahun nyetir sendiri lewat tol bahaya, gimana anaknya bisa tau bahayanya ngebut dan nabrak mobil orang di jalur sebrang sampe mokad. Yoi gak? Apalagi temen-temen nya para anak-anak orang kaya bawa boil semua dari masih SD. So, Kenapa doi kagak? gitu kali pikirnya ya.

3. Perceived Behavioral Control :
Mereka nganggap bahwa saat mereka naek motor sembarangan nyalip sana nyalip sini dan ga kecelakaan itu karena mereka jago naek motornya. Padahal mereka ga pernah mikir, andai mobil yang di salib kaga nge rem mungkin mereka uda kelindes. Mereka nganggap saat mereka nge tem in angkot yg mereka bawa itu wajar karena mereka cari duit, dan itu angkot mereka. Pada ga mikir apa ya kalo semua orang juga butuh duit, termaksud mobil belakang yang klaksonin mereka. Mereka ga mikir saat mereka melanggar lalu lintas dan ga ditabrak dari arah berlawanan itu cuma kebetulan semata, ato karena kendaraan dari arah berlawanan tersebut nge rem untuk menghindari kecelakaan. Ujung-ujung nya mereka yang salah eh malah mereka yang galak. Ini true story man, belom lama ini gue lagi nyetir dan gue harus belok ke kanan. Saat lampu lalu lintas uda menunjukkan lampu hijau, otomatis gue ke kanan dong sobb. Eh dari arah berlawanan gue yang notabene masih lampu merah malah jalan. Lah malah ngelanggar lalu lintas dan bikin macet. Otomatis karena kesel, gue klakson-klakson terus. You know what? Ada BUS Metromini yang ngelanggar lalu lintas tersebut mala ngebut, bales klakson dengan kencengnya dan ngeludahin gue. Gila. Kenapa jadi seakan-akan gue yang salah?

Jumat, 14 Maret 2014

Sick Country

Biarlah gue memulai tulisan ini dengan mengatakan bahwa negara ini sakit. Sakit apa? demam? TBC? kagak. Ini gue lagi serius. Negara ini sakit jiwa. Uda bukan rahasia umum lagi, bahwa negara ini memiliki angka korupsi yang tinggi. Para wakil rakyat di negara ini sibuk memenuhi kantongnya dan mengenyangkan perutnya dengan uang haram. Tapi bukan hanya itu point yang gue maksud disini. Negara ini jauh lebih kacau dari sekedar korupsi. Dan dalam tulisan ini gue rangkum hal-hal yang gue rasa uda ga akan pernah berubah dari negara ini. There you go!

1. Mental Korup. Mental korup yang gue maksud disini adalah bukan sekedar para pejabat negara yang mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri mengatasnamakan rakyat dan negara, bukan, bukan sekedar itu. Mental korup yang gue maksud adalah yang mungkin juga ada di dalam diri kita. Ya, kita terbiasa untuk menyogok demi sesuatu yang "instant" dan cepat. Gue jamin 95 % orang di negara kita ini jika di tilang pasti akan berupaya damai, sisa 5% nya? ya pejabat ato anak pejabat ato kerabat terdekat pejabat. Whatever. Mungkin juga leluhur pejabat, gue ga peduli. Atau minimal masyarakat Indonesia pasti pernah 1 kali dalam hidupnya "berdamai" di tempat dengan pak polisi. Makanya ada yang bilang, di Indonesia damai itu bukan indah. Tapi damai itu 50 ribu. Gue uda ga ngerti lagi. Semua hal yang ada di negara ini bisa dijadiin ladang uang, dan nantinya pasti hanya akan menyalahkan seorang oknum. Padahal tidak dapat disangkal lagi bahwa memang sistem nya yang salah. Mental bobrok yang terbentuk dari lahir itu yang tidak akan dapat dirubah lagi. Seperti kata seorang psikolog ternama, kemiskinan itu adalah buah dari sistem. Dalam hal ini, selain miskin materi, kita juga miskin moral. Sebuah kemunduran dalam hidup di saat negara-negara lain mulai berlomba-lomba menjadi negara super power. Dan sekali lagi, seperti kata presiden kita. Gue cuma bisa prihatin.

2. Bengis di jalan. Uda bukan rahasia umum lagi, di kota besar terutama bahwa pengendara kendaraan bermotor di Indonesia menjadi bengis di jalan. By the way, gue ngomong kendaraan bermotor biar lebih alus aja, tapi kalo mau gue pertegas, yang gue maksud disini bukan kendaraan bermotor. Tapi emang motor. Yah emang sih ada aja mobil yang bawanya berasa jalanan nenek moyangnya. Misalnya angkot, metromini (ni termaksud mobil kan?) tapi kalo mobil yang berupa kendaraan pribadi, gue rasa bakal sayang sama mobilnya (gue ga ngomong semua mobil ya, pasti ada aja yang emang sok jagoan mah naik mobilnya) buat bawa ugal-ugalan dan slengean kayak motor. Karena elo bayangin aja sob, sekali nge claim itu 200ribu. Lumayan, bisa buat nyogok polisi 4 kali. Itu juga 1 bidang, kalo kecelakaan nya bidangnya banyak, jadi dah bidang datar tu dompet alias rata. Mungkin memang ada mobil-mobil yang bawanya slengean misalnya mobilnya anak pejabat,dkk tapi terlepas dari banyak atau tidaknya mobil yang slengean di jalan menurut analisis gue, gue rasa mobil-mobil itu hanya merespon kegilaan para biker stress yang ngerasa jalanan itu milik nenek moyangnya. Seperti kata pepatah, ada aksi ada reaksi. Well gue ga tau itu pepatah apa bukan, tapi bodo amat. Ya emang begitu soalnya. Gue sendiri, kalo ngikutin emosi gue, mungkin tiap hari gue berantem di jalanan lebih dari 4 kali sehari. Gila, kalah jam makan gue. Bisa-bisa sebelum tidur gue bukan ingetnya belom makan lagi, tapi jadi "duh ni hari belom berantem. pantes tangan ga enak". Serius gue, ini kaga lebai. Tiap hari ada aja kejadian pengen nabrak motor, di serempet motor, di salib motor dadakan dan tiba-tiba hampir nabrak. Motor lawan arah tapi lebih galak dia nya daripada kitanya, angkot ngetem bikin macet sepanjang jalan tapi malah galak. Metromini lawan arah dan kita hampir di tabrak. Gila, ini negara kita orang-orangnya pada ga tau aturan apa gimana ya? Maen hajar aja sob. Makanya gue sendiri sekarang kalo ketemu motor yang ngelanggar lalu lintas bawaannya uda pengen gue tabrak aja. Gue juga terkadang naik motor, tapi gue ga pernah membahayakan orang lain dan diri gue sendiri, apalagi dengan sengaja. Sinting emang. Menurut gue manusia emang ga akan pernah bisa belajar dalam zona nyaman. Makanya lain kali gue bikin tuh pengendara motor ga nyaman. Hajar sob, jangan ngalah terus kita biar mereka pada jera.

3. Empati, Simpati? Apaan tuh? SIM Card? Well, gue juga serius ini. Masyarakat kita yang katanya religius banget sama agama nya itu (tau dah agamanya apaan) ini sama sekali ga punya simpati dan empati sama orang lain. Gue ga tau ya buat apaan itu kolom agama di KTP gede banget, kalo kaga di jalanin mah sama aja bohong. Pada dimana mereka saat banyak anak di sekitar kita ga bisa sekolah, ga bisa makan. Tapi malah sibuk pada ngerajia toko makanan yang buka di waktu puasa. Apa guna nya juga sob? katanya mau cari amal dan pahala yang banyak, tapi mala nyusahin hidup orang. Emang kalo tuh toko ga buka, doski-doski pada yang ngerajia mau nanggung biaya hidup sang empunya toko sekeluarga? Jangankan sama keadaan yang udah biasa macem anak-anak ngemis dijalanan, anak putus sekolah jualan koran karena ga punya biaya, orang miskin ga bisa berobat, duh itu mah uda biasa. Berita luar biasanya adalah, Riau lagi terkepung asep hampir 1 bulan. Lo bayangin aja sob, lo di belakang metromini berdiri 2 menit aja udah sesek, nah ini 1 bulan di suruh ngehirupin asep, apa rasanya. Tapi kemana pemerintah kita? kemana pejabat daerah sana? kemana presiden? kemana KOMNAS HAM yang super ga guna itu? lagi ngurusin pencuri tanah negara yang tinggal di waduk pluit dulu? kemana juga media kita? Itu bencana serius, tapi ga kedengeran beritanya. Paling juga sekali, dua kali. Malah sibuk nyiarin berita pesawat malaysia mulu yang ilang. Okaiii peduli dengan negara tetangga bagus, gue turut prihatin juga atas para penumpang yang hilang. Lah tapi yang deket disini aja belom beres, ga usah sibuk mikirin yang jauh deh. Ga usah ngomong kita peduli dunia, kalo yang di depan mata kita aja kita biarin menderita.

4. Superstitious. Nah ini juga masalah yang bahaya menurut gue. Serius, jangan remehin sebuah takhyul. Itu bahaya banget untuk kemajuan pola pikir manusia. Gue ga lagi ngomongin agama apapun, ato apalah. Tapi aneh aja saat lu selalu di cekokin dengan hal-hal yang kaga masuk akal sama sekali. Saat tingkat nya udah makin parah, ya kejadiannya kayak gubernur Riau lah, malah pasrah bukannya sibuk mikirin gimana caranya supaya asep di Riau itu menghilang. Lah ini gimana ya, kok malah pasrah. Boleh aja berdoa ke Tuhan, tapi apa ia dengan elo berdoa dan ga ngelakuin apa-apa terus wish-wish elo itu bakal terwujud? pengen banget gitu nulis status, "My wish come true"? gila. Tuhan juga benci orang pemales kali sob. Makanya adalah pepatah latin yang berbunyi, ora et la bora. Artinya berdoa dan bekerja. Kalo doa doang mah ngapain lo hidup. Kalo hidup sekedar hidup mah babi di hutan juga hidup.

5. Alay bego. Wah ini fenomena yang makin ngenekin. Bukan alay yang di maksud oleh masyarakat Indonesia pada umumnya ya, orang-orang ngiranya alay itu yang nulis huruf gede-kecil, dll. Kaga, gue sama sekali lagi ga ngomongin itu. Gue ga bakal bahas harfariah nya alay menurut versi gue karena itu bakalan menjadi diskriminasi dan rasis terhadap kaum tertentu (ternyata bukan tertentu deh, tapi mayoritas). Alay yang gue maksud disini kita anggap aja orang-orang yang suka naek motor kebut-kebutan kaga pake helm, ban nya di ceperin, velg nya uda kayak kaleng biskuit, kaga pake lampu (mungkin nyawa nya banyak ga takut mati), nongkrong pinggir jalan, kebut-kebutan / balapan dengan cara nutup jalanan sampe balapannya kelar. Gila, gue dulu pernah kejadian kayak gitu di daerah puri. Jalanannya ditutup cuma buat nungguin doi balapan sob, ni gue jadi bingung. Anak sultan darimana nih mau balapan harus gue tungguin + tonton dulu? Uda mau gue tabrak aja bawaannya. Nah by the way, alay-alay ini selain ga tau aturan, sering juga melakukan tindak kriminal. Dari malak orang, ngerampok, sampe yang lagi hebring tuh maen bunuh-bunuh pacar / mantan pacar gara-gara cemburu. Gila, di sangka nyawa bisa di beli di indomaret apa. Serius, ini orang-orang kayak gini mah ga layak hidup. Mending eksekusi aja deh hukum mati semua kalo ketangkep. No Offense, tapi buat apa mereka hidup kalo ga ngehasilin apa-apa, selain keresahan yang ada di masyarakat. Kaga guna juga, ya mereka memang makhluk hidup. Tapi ayam juga makhluk hidup, terus kenapa di bunuh dan harus di makan sama manusia? Adilkah kita kalo hanya mementingkan manusia di atas segala-gala nya?

6. Obat-obatan (ga terlarang). Ini fenomena yang hanya sedikit orang yang tau. Pernah ga sih, lo ke dokter gara-gara flu biasa dan malah dikasih antibiotik? gila. Flu yang terjadi dalam tubuh manusia itu umumnya hanya karena virus. Dan emang nya bisa antibiotik itu ngebunuh virus? yang ada kalo terus-terusan tubuh kita malah jadi kebal sama antibiotik. Lagian ya, saat tubuh kita di cekokin obat terus menerus, yang ada tubuh kita jadi gampang sakit. Siklus nya berulang dan kita terus ketergantungan. Saat antibiotik nya uda ga mempan, dosis nya di hajar lagi sob di gedein, sampe uda batas mentoknya? ya selamat. Kaga bisa di obatin lagi lain kali kalo uda hampir mati dan butuh antibiotik. Pada dasarnya tubuh itu bisa nyembuhin dirinya sendiri. Ya ga usah lebai lah dikit-dikit ke dokter mulu. Kalo panas belum di atas 40 derajat dan belum terjadi sampe di atas seminggu mah ya masih wajar aja sob. Coba liat di negara maju, dokter kebanyakan defensive medicine (well terlalu defensive medicine ga cocok juga sih di Indonesia) dan ga gampang ngasih obat. Lah kalo disini sakit apa juga dikasih obat terus. Malah rakyatnya yang kalo ga dikasih obat ngamuk, akhirnya dokter jadi kepaksa ngasih mau ga mau. Padahal kalo dipikir-pikir ya, semakin banyaknya obat yang kejual oleh dokter tersebut, ya perusahaan farmasi tersebut untung, dan biasanya dokter bakal dikasih komisi kalo targetnya itu tembus. Jadinya dokternya demen dah kalo jualan obat.

Wah uda segini dulu deh list teratas keresahan gue. Sebenernya masih banyak banget, tapi ni negara terlalu aneh buat di omongin. pegel gue jadinya

thanks for reading. #SharingIsCaring

Selasa, 11 Februari 2014

Random Thoughts

disclaimer : this post may be the most random post i've posted!

well, lately, i have so many incident in my life. That incident made me have a lot of thoughts to wonder! yeaaa... really makes me wonder. *not maroon5 song*

i'll write all the thoughts with number by number. okay, there you go.

1. The first thought that really bothered me is, All Indonesian people really makes me sick. They're shameless. When they're violate the traffic, they're never be shame if someone is angry with them. Why i can say like this? because i experienced it directly! well, one day i ride my car to the place i want to go, in the middle of traffic, someone is violate the traffic lamp. It's really dangerous. It can harm others and their ownself. I thought he wants to apologize to the others. However, it was pretty much the opposite. The shameless-guy really angry with someone and start to fight. "Wanna fight?", he said. And  that fight really made the chaos. I was like "sh*t!!!! why is this happening??!" that fight really happened in my face!!! and i saw the fresh-blood flowing like a water in the river. wow, i don't know, is this just a street fight or UFC??! maybe that guy is a black-belt in karate/judo or whatever. Yeaa, it's just a rider's typical in Indonesia. we'll go to the other things. I just can't understand why the politicians are not embarassed when they caught in corruption. representatives of people? are u kidding me? they're never got shame when they're go to the jail!! Our country is sick. The beggars have a lot of money, they have a car, house in their hometown. And what really makes me scared is, they have more than 30 million rupiahs / month. WTF! they have more than most of proffesional officer in our country! what a prick. They never embarassed!

2.Time Issue. I think the most important things in life is our time. Yeaa, we can't turn back time. So, we have to be wise to use our time. What really makes me confused is, i don't know why time really moves so fast!! next month i'll turn to 22! wow, i just can't understand why the time flies! so, we should really be careful to use our time. Oh ya, i think the best gift we can give to someone is our time. Because it means we share our life. So, give your time to your love. Family, friends, your gf/bf/whatever. Because it's dangerous if oneday you dont have a time to spent time with people you love, and someone is excited to listened their story with smile that never faded, and really want to spent their time to your love. Use your time to do your responsibility *i mean always priorize your responsibility* and use the rest of your time to have a relax and quality time.

3. Happiness. Honestly, i really didn't know what happiness is. But what i can say is, happiness is a choice. A months ago, i saw the beggar who made a lot of money. I swear, in 2 hours, she can made more than 200k Rupiah. Wow, it's interesting. But she quit that begging thing. A few months later, i saw her sweep the street, and sell the newspaper in the same place where first i saw her begging. It really touched my heart. And one day, i saw her sit on the side street with her fellow janitors, talking-laughing-smiling and looks like really happy. I saw in the middle of Jakarta's traffic which you know, really sucks. And that thing really made my day. I'm ashamed to always complain, but on the other hand, someone who have less than me really happy with their life. So, i start to be happy. I challenged myself to be happy. Like everyone, I still go through highs and lows, but ultimately I’m completely happy. :)

Kamis, 12 Desember 2013

Reflection

"All your hesitations, questions, and dreams is right there on your own reflection". Sebuah quote yang menurut gue cukup bagus sekali (Jadi cukup ato bagus sekali?) belakangan, gue mulai mempunyai banyak pertanyaan tentang hidup, banyak hal yang belakangan terjadi di dalam hidup gue, dan jujur aja, gue ga ngerti kenapa itu terjadi, dan itu cukup membuat gue menjadi sinis dalam hidup ini.

Banyak hal-hal yang belakangan mulai membayangi gue, seperti misalnya, perselisihan antar teman yang menghilangkan makna pertemanan itu sendiri, yang membuat gue menjadi yakin bahwa kita tidak bisa mempercayai orang lain sebagaimana kita ingin dipercaya oleh orang lain. Tadinya, gue masih percaya bahwa kita bisa mengandalkan seseorang 100% tanpa keraguan. Tapi, gue menjadi sinis terhadap pernyataan yang gue buat sendiri akibat beberapa hal yang terjadi belakangan.

Kata orang, hidup ini tidak akan pernah lepas dari masalah. Damn, that's true. Menurut gue kalimat tersebut bukan kalimat basa-basi atau sekedar sok bijak belaka, karena hal tersebut memang benar adanya. Masalah itu selalu muncul tak terduga, dan setiap orang, dari lapisan masyarakat apapun selalu memiliki masalahnya masing-masing.

Belakangan, gue ga memiliki masalah yang berarti sih, tp masalah itu tetap selalu ada. Masalah simple pun terkadang membayangi dan membebani kehidupan gue, yang harusnya saat-saat ini gue habiskan untuk menikmati masa muda dan memaknai arti kebahagiaan. Jujur, sampe sekarang gue belom tau apa itu kebahagiaan yang sesungguhnya.

Well, selalu ada makna dibalik sebuah peristiwa. Itu kata orang, mungkin banyak hal yang bisa gue pelajari dari masalah tersebut. Seperti misalnya, kita memang harus lebih mengandalkan diri kita sendiri untuk menjalani kehidupan ini. Karena semua orang, pada akhirnya memiliki kehidupan nya masing-masing. Kita tidak bisa menggantungkan diri kita terhadap orang lain. Sesibuk apapun kita, sebanyak apapun teman kita, pada akhirnya di malam hari kita berada di atas kasur sendirian. Dan mungkin gue harus belajar lebih bijak dalam memaknai kesendirian dan kesibukan.

Oh ya, hal yang dapat gue pelajari lagi belakangan ini adalah, terkadang, apa yang menurut kita baik belum tentu baik bagi orang lain. Hmm.. Cukup sulit dicerna, tapi gue udah merasakannya langsung. True story bro, jadi mungkin gue harus lebih bijak memahami bagaimana orang lain memandang hidup. Gue ga mau sok merasa paling tau yang terbaik bagi hidup orang lain. Karena harusnya hidup seseorang itu ditentukan oleh pilihannya sendiri. Orang tersebut yang harus mengambil keputusan dalam hidup, sekeras apapun ia ditentang, atau sebanyak apapun masukan yang masuk ke dirinya, itu semua tidak akan berarti jika ia berani untuk tegas dalam mengambil keputusan.

Belakangan juga, gue baru mulai mengenal diri gue sendiri lebih mendalam. Gue baru sadar, kalo kebanyakan passion gue didalam hidup ini menciptakan suatu karya yang bisa dinikmati oleh orang lain, atau sesuatu yang menantang adrenaline. Gue juga ga ngerti, kenapa daridulu cita-cita gue selalu aneh-aneh. Ga seperti anak lain kebanyakan yang pengennya jadi dokter,arsitek,presiden,dll. Gue dari kecil selalu punya cita-cita yang membingungkan, dan sulit untuk digapai. Misalnya jadi astronot, pelukis, pemain bola, agen rahasia, detektif, penulis, produser, pembalap mobil. Belakangan, gue pengen banget menuhin passion-passion tersebut. Gue butuh aktivitas baru yang menyegarkan kehidupan batin gue, tapi entah kenapa alam berkonspirasi menolaknya. Gue kesulitan mendapatkan partner untuk memenuhi tantangan tersebut. Mungkin gue harus liburan dulu kali ya, melihat-lihat kehidupan lain, dan mungkin itu dapat membuat gue lebih dewasa, bijak, dan tegar, tanpa merubah bagaimana cara gue memandang hidup.

Oke segini dulu curhatnya, kapan-kapan disambung lagi ya. Bye guys

nb : gue uda mulai tua nih, bentar lagi bakal terjun ke masyarakat dan mencari sesuap nasi nih. Oh ya, doakan hubungan percintaan gue awet terus yaaa :p