Jumat, 29 Maret 2013

Awareness

Ada saat dimana kita mulai meragukan sesuatu yang kita percaya sedari dulu, dan mungkin saat-saat itu hanya akan muncul satu kali seumur hidup kita. Entah kita menjadi tidak percaya akan hal tersebut, atau rasa percaya kita akan tumbuh semakin besar.

Gue sedang dalam masa itu beberapa bulan terakhir. Yep, gue mulai ragu dengan apa yang gue percaya selama ini. Iman gue mulai goyah dikarenakan gue mulai memikirkan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh gue. Banyak banget hal-hal yang membuat gue ragu dengan keimanan gue, tapi entah kenapa gue tetap tidak mau melepas hal tersebut, karena ada beberapa hal yang membuat gue ingin terus percaya.

Gue berada dalam sebuah kekalutan dan ketakutan yang luar biasa. Serius, rasanya tuh aneh banget, saat kita mulai tidak mempercayai suatu hal, tapi sebenernya kita masih pengen percaya, namun sayangnya semua nya terasa sangat tidak masuk di akal.

Entah apa yang membuat gue menjadi seperti itu, yang pasti pikiran gue mulai terbuka dan menjadi lebih kritis. Gue tetep berdoa setiap malem, dengan keyakinan yang setengah-setengah gue jadi merasa berdoa hanyalah sebuah kewajiban.

Hidup gue mulai menjadi tidak sama lagi, gue mulai menganggap hal-hal yang berbau mistis adalah dongeng anak-anak, tetapi sekaligus gue hidup didalam ketakutan yang amat sangat akan sesuatu yang gue sendiri tidak tau apa itu. Jauh di dalam lubuk hati gue, gue masih terus ingin mempercayai seluruh keyakinan dan keimanan gue, tapi sayangnya gue ga bisa ngelakuinnya. Gue semakin jauh dan terhempas didalam kegelapan.

Bukan berarti gue menjadi orang yang tidak takut melakukan dosa, berbuat seenak hati tanpa aturan yang bersifat memaksa, makhluk yang bertindak sesuai keinginan. Ga, ga sama sekali. Ga ada yang berubah dari hidup gue sedikitpun, selain keimanan gue yang memudar.

Banyak pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya sampai detik ini pun belum bisa gue jawab, contoh nya : "Jika gue lahir di Arab, akankah gue tetap mengimani sesuatu yang gue percaya sekarang? Apakah ini hanya karena bawaan lahir?", "Apakah jika gue menganut suatu agama dengan sungguh-sungguh, selalu berbuat baik, tetapi jika di akhirnya agama yang gue anut itu salah, gue akan tetap masuk neraka?", dsb. Banyak banget yang gue bingungin.

Gue ada di titik dimana gue mulai berani mengkritisi apa yang gue anut, sekaligus gue mulai takut jika kenyataan yang sebenarnya tidak berjalan sesuai dengan yang gue percaya dan gue inginkan untuk percayai. Gue mulai hanyut di dalam lembah kegelapan dan keterasingan. Gue iri dengan orang lain yang bisa mempercayai kepercayaannya tanpa pernah mempertanyakannya satu kali pun.

Sampai di suatu malam, di bawah terangnya sinar rembulan dan padatnya Ibu kota tercinta kita ini, saat itu suasana nya mengharu biru, pikiran gue mengawang-awang tanpa arah. Gue sedang terjebak diantara puluhan mobil yang merayap secara perlahan-lahan. Dalam kesendirian, gue mendengarkan sebuah lagu yang membuat jiwa gue terasa rindu. Judulnya home, by Brian McKnight. Awalnya gue sama sekali ga tau ini tuh lagu apa, sampai gue ga tau harus ngelakuin apa lagi di tengah kemacetan ini, selain hanya meresapi lagu ini adalah sesuatu yang dapat gue lakukan.

Gue mendapati bahwa, gue mulai konyol dan gue sendiri yang meninggalkan semua keimanan gue ini. Gue tersesat karena gue sendiri memilih jalan yang salah, dan gue sadar sepenuhnya jika gue salah. Gue rindu dan serasa mendapat panggilan hati.

Sampai detik ini, masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal di dalam pikiran gue sebelumnya pun belum bisa gue jawab. Tapi entah kenapa gue uda ga memikirkannya lagi. Dan yang gue syukuri dari sifat kritis gue, ternyata hal tersebut membuat gue tidak mengimani sesuatu hanya karena keadaan, kebetulan, dan iman buta. Gue mengerti dengan makna-makna yang gue lakukan sebagai perwujudan tindakan nyata akan kepercayaan yang gue imani. Gue menjadi sedikit lebih paham tentang sejarah panjang kepercayaan gue, sedikit lebih paham tentang ajarannya tersebut, dan jika gue ditanya sebuah hal yang berbau dengan kehidupan dan keimanan, gue tidak akan menjawab dengan, "Gatau dah, agama dan logika kan berbeda" seperti yang orang-orang lain jawab pada umumnya. Dan yang pasti gue beriman bukan tanpa alasan, atau bawaan dari lahir. I'm pleased :)


oh ya, dengerin deh Home nya Brian McKnight versi nya Guy & Chris Sebastian. Really-really touching :D

NB : Bukan berarti setelah ini, gue jadi rohanian banget, ato jadi anak Tuhan banget loh. Gue ga mau mengecewakan orang-orang dengan mengaku-ngaku gue adalah anak gereja, karena hidup gue sendiri pun sebenarnya masih banyak cela nya :)

Kamis, 21 Maret 2013

Life is The Longest running drama, Prepare Yourself!

Gue selalu ga pernah bisa ngelupain masa-masa transisi kehidupan gue, seperti saat baru masuk SMP, yang notabene adalah sekolah baru yang asing. Tanpa kenalan dan teman, gue nekat mencoba petualangan baru di sekolah yang baru. Padahal teman-teman deket gue dari SD masih melanjutkan pendidikannya di sekolah yang sama dari gue SD.

Ada perasaan yang aneh saat kita mencoba sesuatu yang baru, gue ga pernah bisa berhenti untuk ngelakuin macem-macem hal yang baru. Rasa deg-deg an, nervous, dan excited saat akan menjalani petualangan baru, dan babak baru di dalam ronde kehidupan kita ini memberikan sebuah sensasi dan adiksi tersendiri.

Ketika SMA pun, gue juga ga lupa saat gue pertama kali menjajakan kaki untuk pengarahan MOS. Melihat muka-muka baru, dan memulai petualangan baru di kehidupan ini. Masa-masa terindah dalam hidup, kata orang.

Tanpa terasa, sekarang gue udah duduk di bangku semester 6 dunia per-kuliahan. Ga kerasa banget gue udah menjadi senior di dunia kuliah, gue ga pernah bisa ngelupain saat gue ga bisa tidur gara-gara deg-deg an sehari sebelum menjalani ospek kuliah. Melihat ratusan (mungkin ribuan) calon mahasiswa seangkatan dengan seragam putih-putih nya. Rasanya bener-bener kayak baru kemarin berlalu. Serius, gue ga pernah ngerti kenapa waktu itu terus berjalan dengan sangat cepet banget bagi gue secara pribadi. Seperti yang selalu gue bilang, time moves so fast, gue juga ga pernah ngerti kenapa waktu itu relatif dan tidak absolut. Bagi sebagian yang lain, mungkin aja waktu terasa sangat lama. Gue juga bingung, kenapa konstanta kecepatan cahaya itu adalah 3 x 10 pangkat 8, entahlah. No one knows.

Detik berlalu, jam, hari, dan tahun pun berlalu. Seketika, gue tersadar bahwa seluruh kehidupan gue pun berubah. Dari hal yang simple, sampai pola pikir dan paradigma pun semua nya berubah. Memegang predikat sebagai cowo dewasa memang bukan hal yang mudah.

Tapi entah kenapa, waktu yang paling tak terasa bagi gue itu adalah tahun 2012 kemarin. Suer, gue sama sekali ga pernah ngerti kenapa tahun 2012 itu bener-bener ga kerasa sama sekali. Tahun 2012 bagi gue, adalah tahun yang membuat gue menjadi pribadi yang lebih dewasa, tahun yang sangat berpengaruh bagi kehidupan gue ke depannya. Gue dapet banyak banget pelajaran yang bisa di tempuh di tahun 2012 kemarin, walaupun membuat gue down cukup lama, but well, at least gue mendapatkan banyak pengalaman dan kenangan di tahun itu.

Good things come to an end they say. Good things come to those who wait. Exactly, i agree with this statement. Gue ngerasa, di tahun 2013 ini - Sampe quarter ke 1 tahun ini - kehidupan gue semakin membaik di berbagai bidang. Banyak hal yang cuma bisa gue impikan terjadi di tahun ini. Mungkin pencapaian gue ga fantastis, dan ga berarti bagi orang lain, But it means a lot for me.  

Memang banyak juga hal yang tidak jadi gue lakukan di tahun ini, seperti rencana gue menulis novel yang akan di komersialkan tidak jadi gue lakukan di tahun ini. But mate, trust me. Someday i'll do that. Gue akan menyelesaikan cerita yang belum terselesaikan tersebut. Terlepas dari gue sukses atau tidak nanti nya, at least gue ngelakuin sesuatu yang gue suka. Gue ngelakuin hal-hal yang gue percaya. Doing things i'll forget, but i'll never regret :)

Dan gue rasa, mulai di quarter ke 2 di tahun ini gue akan siap menempuh petualangan gue yang baru. Menikmati masa-masa terakhir masa kuliah gue, sebelum gue siap untuk petualangan berikutnya di masa selepas kuliah. Gue rasa, hidup gue terlalu singkat untuk terus menengok dan meratapi hal-hal yang telah lewat dan terus berjalan di tempat sambil menunduk.


Gue harus terus menjadi kuat, dan menapaki jejak kaki gue di lapangan kehidupan ini, meskipun semesta berkonspirasi melawan gue, but hey, i will fight till the end. I will stronger and stronger again. Aye, captain! Thanks banget buat seluruh temen-temen yang udah support gue di saat gue down tahun kemarin, orang-orang yang udah dukung gue dan hadir di dalam hidup gue, orang yang memberikan macam-macam pengalaman dan kenangan di dalam hidup gue yang singkat ini. Thanks alot guys, because of you i'm still standing now.

Let's prepare yourself! Because life is the longest running drama, and you are an actor for your own drama :)

Jumat, 15 Maret 2013

Trust

Kata orang, kepercayaan itu bagai gelas. Jika sudah pecah maka tidak akan bisa kembali seperti semula lagi. Remuk,hancur,retak, dan hanya bisa dilekatkan kembali dengan lem, tanpa bisa menghilangkan cacatnya.

Pernah ga sih, kalian merasa kepercayaan kalian di khianati? kepercayaan kalian di permainkan, dan akhirnya yang tersisa hanyalah harapan kosong, dan angan-angan. Gue pernah, dan gue lagi ga ngomongin tentang cinta-cinta an lohhh..

Uda berkali-kali kepercayaan gue di hancurkan oleh orang lain, dalam banyak hal, dan oleh beberapa orang lain. Gue ga pernah ngerti kenapa gue gampang banget percaya sama orang lain, bahkan sama orang yang baru di kenal. Padahal dalam urusan tertentu, gue ga gitu bisa percaya dengan mudah.

Dan dari yang gue pelajari, kita memang tidak boleh sembarangan menaruh kepercayaan kita terhadap orang lain. Bahkan untuk dari hal yang simple aja, kita bisa ditipu. Contoh mudahnya, kemarin gue beli sepatu lewat online. Dan gue ditipu dengan sukses.

Engga, gue lagi ga curhat kok. Gue juga ga sedih. Tapi aseli nyet, kalo sang seller ada di depan muka gue sekarang, rasa nya pengen gue ajakin naek ke atas ring, dan menyelesaikan segala macam persoalan gue dan doi. Misalnya, gue bakal minta maaf *loh*

Duh gue tiba-tiba lupa mau ngomong apa........



Minggu, 03 Maret 2013

Hypocrite

This is true story !! baru aja terjadi ga sampe 5 menit lalu dari saat gue pertama kali menuliskan kalimat ini! hahaha.

well, sore ini gue lagi bengong-bengong dan santai sejenak dibalik jendela lantai dua rumah gue, sambil memandangi cuaca langit yang mendung, dan sendu. Gue mengambil hp gue hanya untuk mengamati recent updates orang-orang di contact gue.

Gue tertegun dengan sebuah PM yang bertuliskan, "<< this man is super annoying & stupid if you guys can read these", lalu jiwa kepo gue keluar, dan gue mengamati profile picture nya wakaka

Di dalam profile picture nya tersebut terdapat 6 capture-an chatting seorang lelaki, dan ia sendiri, sang wanita. Menurut gue percakapannya standard, dan biasa aja. Tapi kenapa doski sampe niat banget gabungin potongan demi potongan chat tersebut dan menunjukkan ke seluruh orang di contact nya, yang secara tidak langsung ingin menjatuh kan sang lelaki tersebut.

Yang membuat gue lebih bertanya-tanya, padahal status dari sang wanita tersebut "Live in Christian lifestyle", dan karena hal tersebut sedikit mengganggu gue, gue memberanikan diri untuk sekedar bertanya, "loh lu katanya live in christian lifestyle? kok kyk gitu aja sampe di capture-capture-in?", dan yang gue dapet adalah jawaban dengan nada skeptis dan seakan menuduh. "itu temen lu ya?"

Loh? gue malah jadi bingung, apa "Live in christian lifestyle" versi dia itu menjatuhkan orang lain, dan membesar-besarkan masalah kecil? Apa lifestyle versi dia itu menuduh orang lain? ini agak diluar nalar gue.

Gue ga perlu menjabarkan isi chat tersebut, tapi menurut gue chat nya bener-bener biasa aja. Malah percakapan tersebut dua arah, yang artinya sang wanita juga terus menjawab topic tersebut. Kalo memang sang Pria menganggu nya dengan arah pembicaraan tersebut, harusnya ia tinggal delete contact, atau tidak usah membalasnya lagi. Jika sang pria memaksa nya untuk membalas chat tersebut, ato melakukan PING !! PING !! berkali-kali agar messages nya di balas, mungkin itu definisi annoying yang sebenarnya.

Gue tau ini bukan urusan gue sama sekali, tapi gue cuma jadi bertanya-tanya ke dalam hati gue, "ni orang kok nulis-nulis status seakan-akan rohanian sejati, terkadang PM nya juga quote yang berbau rohani, tapi kok kelakuannya berbanding terbalik sama statusnya? ni orang salah tafsir alkitab, ato gimana?"

Gue ga pernah ngerti, karena menurut gue seharusnya didalam agama manapun diajarkan untuk saling mengasihi orang lain. Jelas ini bukan salah agamanya, tetapi orangnya. Gue rasa, logika terdasar pun udah mengajarkan kita untuk tidak melakukan apa yang tidak ingin orang lain lakukan terhadap kita. Apalagi ini doi keliatannya agamawan banget gitu.

Gue jadi bingung, ini gue yang aneh? ato memang sekarang banyak orang yang munafik?

Becareful of putting on a fake look, because there's a problem if people only know that you have a religion by that little section on your facebook.