Jumat, 06 April 2012

Manusia di Persimpangan Jalan

judulnya mirip judul novel ya! haha tp jadi berasa jadi penulis beneran :p
udah lama nihh gua ga ngeblog! karena berbagai kesibukan dan lain hal, jadinya uda ga muncul2! tapi..... emangnya blog gua ada yg baca? hehe

Oke sekarang gue akan menceritakan tentang Seseorang yang berada di persimpangan jalan..... bukan, bukan lagi nyasar. Kalo lagi nyasar di persimpangan mah tinggal belok kiri lurus terus tar ada tukang ojek dikanan terus tinggal tanya..

Semua orang pasti pernah berada didalam persimpangan hidup.. Berada di antara beberapa pilihan, dan Ia tau jika sudah memilih sebuah jalan. Ia tidak akan pernah bisa menapaki jalan yang telah ditempuh nya dan memilih jalan yang lain. Kata orang, sebagian orang sudah ditetapkan untuk melakukan suatu hal sedari lahir. Itulah yang disebut jalan hidup. Tapi yang gue yakini sekarang, jalan hidup gue ada dalam kebebasan dan berada di tangan gue sendiri. Dan disinilah semua cerita bermulai... jreng jreng #ada soundtrack nya


Selagi kecil, gue pernah memiliki cita-cita. Menjadi pemain bola. Ya, gue pengen banget jadi pemain bola semacam David Beckham gitu. Bukan karena gue kepengen jadi tajir ato terkenal kyk Beckham. Gue cuma pengen hidup gue, gue habiskan untuk melakukan sesuatu yang gue cintai. Dan di saat tua nanti gue udah bisa tersenyum sambil menikmati hidup tanpa penyesalan, karena gue uda melakukan sesuatu yang gue suka dan pasti akan terus muncul di memori sebagian orang. Belakangan, gue ngerasa itu bukan jalan hidup gue. Mungkin gue cuma bisa menjadi orang biasa, kuliah. Kerja ato buka bisnis sendiri. Menikah dan punya anak. As simple as that.

Terkadang hidup memberi kita terlalu banyak pilihan, pilihan yang sangat berat. Seandainya mungkin gue dulu jadi pemain bola, mungkin gue ga di Indonesia. Walaupun gue belum tentu jadi pemain terkenal, at least gue berada di luar mungkin. Gue baru akan di orbitin karena gue masih umur 20. Bisa jadi gue di sebut wonder kid dan lagi dikagum-kagumin. Gue ga akan kuliah di Untar. Ga akan kenal sama temen-temen kampus gue sekarang. Ga bakalan kenal "dia". dan banyak ga akan yang lain nya. Ato yang lebih simple nya, misalnya saat ujian kita ga belajar. Pasti kita dapet nilai jelek. Semua adalah pilihan yang, suka ga suka. harus kita pilih dalam hidup. Dan hidup ini benar-benar memberi terlalu banyak kemungkinan untuk kita jalani. Memberi kita bermacam-macam jalan untuk mencapai finish di akhir. Tanpa jalan pintas, kita harus bisa mencapai nya sesuai jalur atau rute yang telah kita pilih.

Gue tau, hidup kita ini semua berjalan sesuai dengan apa yang telah kita pilih. Tapi terkadang ada pilihan yang sama sekali ga bisa gue pilih. Ada jalan yang ga bisa gue jalani.. Misalnya, move on. Bagi sebagian orang mungkin move on hanya tinggal berjalan dan melupakan semua yang telah berlalu. Bagi sebagian yang lain, move on it's just a chapter in the past. Don't close the book. Just turn the page.. Bagi sebagian yang lain mungkin move on adalah hal yang tidak mungkin di lakukan.. Atau mungkin bagi sebagian yang lain lagi, tidak pernah ada kata move on. Karena Ia tidak pernah sungguh-sungguh mencintai seseorang.

Gue sendiri sadar, selama ini gue itu susah banget untuk move on. Butuh waktu yang cukup panjang bagi gue untuk bisa melanjutkan kehidupan seperti normal kembali, dan berani untuk mencari orang lain. Tapi, di saat gue udah menemukan alasan utk tersenyum yang lain, tanpa persiapan. Gue udah harus move on lagi karena satu dan lain hal. Dan sejujurnya, mungkin gue bukannya ga bisa move on. Gue hanya ga mau dan ga siap. Gue berada di persimpangan jalan yang harus gue tentukan sendiri.. dan gue, hanya berusaha mengulur-ngulur waktu dengan berjalan pelan-pelan. Gue takut, jika gue harus lari lagi di jalan yang udah gue pilih, di kemudian hari gue akan "jatuh" kembali dan akan terluka lagi. Tapi gue sadar seutuhnya gue ga bisa gini terus.. Gue uda sendirian cukup lama. Lama banget, dan gue ga bisa begini terus. Lucu saat liat teman-teman dan orang-orang yang dulu sering curhat ke gue dan gue yang ngasih ADVICE, tapi mereka semua sekarang udah happy-happy an sama pasangan masing-masing. "Happy anniv dear" kata seorang kepada pasangannya. "Happy anniv 1 year" kata seorang kepada pasangan yang lain, "Happy new year ya sayangg" kata yang lain lagi. Dan gue mentok cuma "Happy birthday woiiii" haha.

Dulu, saat lagi patah hati, dan merasa kan "keheningan" gue pernah bertekad untuk menemukan kebahagiaan gue sendiri dulu, gue mencari passion hidup gue dulu. Melakukan hal-hal yang gue suka, sama sekali ga berniat mencari "teman hidup" walaupun kadang "sepi" tapi gue yakin gue bisa ngelewatin semua nya. Detik demi detik berlalu, setelah sekian lama. Gue sampe ke titik kayak gini lagi. Gue ngerasa apapun yang gue lakukan, dimanapun gue, sama siapapun gue. Yang terasa bagi gue hening. Gue ngerasain kekosongan yang bener-bener kosong. Sampe gue ngerasa, hidup gue sendiri pun abu-abu. Gue diri sendiri pun ga jelas ngeliatnya. Dan kalo gue ngikutin hal yang dulu gue lakuin. Gue berusaha mencari kebahagiaan sendiri dulu "lagi" yah siklus nya gini-gini terus aja. Ga ada hal berarti yang terjadi bagi hidup gue.

Sejujurnya, akhir-akhir ini gue males ngapa-ngapain. Makan ga enak, tidur ga nyenyak. Tapi gue paksa untuk gue sebisa mungkin ga ada dirumah terus. Supaya ga mikir macem-macem. Walaupun waktu terasa berhenti, dan serasa hidup di dunia tanpa suara. Gue tetep ngejalanin nya. Walaupun ga nafsu makan, dan makan kerasa jadi ga enak. Gue paksa terus diri gue untuk makan, Keliling-keliling cari makanan yang dulu gue suka. Makan ini, makan itu. Harusnya sih berat gue naik. Makan gue jadi parah wakaka. Walaupun tidur ga nyenyak. Gue paksa-paksain aja. Lama-lama gue ngerasa kok hidup gue jadi penuh paksaan semua. Gue maksa untuk diri gue ngerasa bahagia dan menemukan hasrat hidup. Padahal semua nya cuma kekosongan dan abu-abu. Gue bener-bener sadar pas gue lagi di gereja kemarin. Dalam keheningan dan kekushyukan dan ketenangan yang bener-bener damai. Gue sadar akhir-akhir ini semua yang gue lakuin cuma terpaksa. Gue terpaksa untuk tersenyum walaupun lagi terluka. Di titik inilah, gue galau beneran dan ga bsa milih persimpangan hidup gue. Menempuh jalan yang mungkin bisa membuat gue bahagia kembali, melakukan sesuatu spektakuler di hidup gue walaupun awalnya dilakukan dengan keterpaksaan. Atau, membiarkan perasaan menjadi netral dengan sendiri nya walaupun membutuhkan waktu yang panjang.

Gue tau,cinta itu mungkin memang ga datang cuma 1x. Tapi selama masih ada yang "pantas" untuk di pertahankan, kenapa engga?
Kalo boleh jujur, sebenernya gue dalam beberapa dekade (cie ilehh dekade) beberapa kali memiliki kesempatan untuk menjalani hubungan dengan orang lain. Tapi gue ga mau, karena menurut gue buat apa gue buang-buang waktu untuk menjalani hubungan dengan orang yang ga gue suka. Dan yang gue yakini, pada akhirnya gue hanya butuh 1 wanita untuk mendampingi hidup gue, makanya gue hanya mau ngejalanin dengan orang yang bener-bener gue anggap srek. Dan setelah gue memilih seseorang yang bener-bener gue sayang dan yang gue yakini adalah "the one". Akhirnya, gue ga menjalani hubungan dengan siapapun. Gue bukan "the one" buat dia dan mungkin gue bukan sesuatu hal special yang pantas untuk di pertahankan. Walaupun ending nya begini, gue ga menyesal dan sama sekali ga ada yang harus gue sesalin. Karena semua adalah pilihan gue, dan disini gue sadar, kalo kita, manusia, Hidup berada di persimpangan-persimpangan yang harus kita lalui dengan rintangan unik di setiap jalannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar