dewasa ini, di era yang super canggih ini puisi sudah mulai jarang terlihat. Bahkan Bahasa Indonesia yang baik dan benar pun hampir punah. Sastrawan pun semakin jarang muncul ke permukaan.. Tidak ada seniman yang membuat puisi-puisi lagi... jarang sih bukannya ga ada. sok tau ya gue tadi. oke karena gue kepengen jadi sastrawan tapi ga kesampean. Gue akan menulis sebuah puisi yang belum gue karang. ini baru akan gue tulis sekarang juga. check it out.
Waktu
Aku berdiri, Didalam keheningan abadi
Dibawah hembusan sinar mentari
Tapi..
Aku tidak sendiri -___________-
Ya, aku tidak sendiri
Karena diriku selalu terkena paparan cahaya mentari (LOHHH diulang lagi?!!)
Dibawah jingga langit senja
Aku termenung
Seolah bertanya tentang kehidupan ini
Saat Ku tersadar
Mentari sudah tenggelam bergantikan Cahaya bulan
Tak terasa
Hanya seperti mengedipkan mata
Kegundahan ini mengganggu asa
belenggu jiwa ini mematikan rasa
bahkan aku kehilangan hasrat kehidupan yang fana
ya, itulah cinta
Cinta tidak terlihat, namun terasa
Sama seperti bintang dilangit Jakarta
Wujudnya tak tampak,
Tapi keindahannya memadamkan setiap orang
by : Mario --> twitter @MarioTeguk
oh ya, yang gue bingungin ini puisi nya maksudnya apa sih? gue bingung sendiri....
terus yang gue bingungin lagi, kenapa judulnya waktu yah? jaka sembung maen gitar, ga nyambung jrengggggg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar