Rabu, 23 Januari 2013

Being Preppy

well, just curious about this phenomena. have you ever seen people with preppy style?
what is preppy style? there you go!

Preppy, preppie, or prep (all abbreviations of the word preparatory) refers to a modern, widespread United States clique, often considered a subculture.
Preppy is both an American adjective and an American noun, while prep is only an American noun, traditionally used in relation to Northeastern private university-preparatory schools and denotes a person seen as characteristic of an attendee of these schools.[1] Although considered slang, the noun prep has become a colloquialism in the United States and has largely replaced the noun preppy. Characteristics of preps include a particular subcultural speech, vocabulary, accent, dress, mannerisms, and etiquette reflecting Northeastern, upper-class families in the United States.[2]

 More:
 http://en.wikipedia.org/wiki/Preppy

can you understand about preppy? so, if you understand, we could go to the main topic.
 
 in fact most of the preppy style is classic stuff man, the difference is how to use that. always agree with the sentence stating that looks cool instead of what we wear, but how you wear it. I often see many people wearing branded clothes but still doesn't look fashionable.

so, what's wrong with preppy style? nope, just curious, so lately preppy style back to the surface. wherever, we often see big glasses-men using light-color chino / jeans, long-sleeved shirts and sweaters, with boat shoes or classic dress shoes. In mainstream, they use shorts chino combine with long-sleeved shirts and boat shoes.

a couple years ago, I thought people who wore these clothes look like a gay. But when i think again, i have many stuff they used. so, am i a gay? absolutely no! as i told you in the first paragraph, the difference is how to wear that. over time, everything becomes all the usual and I even fell in love with some "preppy style" stuff like chinos, classic dress shoes like wingtip brogues, boat shoes, and another stuff. We cannot find the difference between gay, and fashionable guy except with color of their stuff. All people look the same!


In the eighties the preppy look was real popular and any guy would have looked at this guide and been all over it. They would have taken it heart. Men today dress preppy more then they realize. They take the classics and mix then with today's clothes and have came up with a new modern preppy style. If you want to dress preppy here are some essential items that you must have.
  • The preppy outfit must include shirts. These should be colorful shirts.
  • What preppy outfit is complete without sweaters? These need to be sweaters that fit your frame well. Do not wear sweaters that are way to big.
  • You need at least one pair of chinos. These can be worn anywhere.
  • Jeans are also important. Even the preppy look involves wearing jeans on occasion. Slim, Slim straight cut jeans are the kind that you need. If you fold the cuff up it will make them look even more preppy.
  • You will also need a great fitting blazer. A crest on it is an added touch but not necessary.
  • You will need either chinos shorts, cargos shorts or pleated shorts. Or even all three. These can work for a casual preppy look or even for dressing up a little.
  • When it comes to jackets try a windbreaker for cool days and pullovers for colder days. Again just make sure they fit well.
  • For those really cold days then wear a tweed coat or even a pea coat. Add a scarf and you have just pulled off the perfect preppy look. But in Indonesia, we cannot use scarf!

As described about preppy style, preps are notoriously properly mannered, from top to bottom, including the hair of course. Hair are nicely trimmed and shaved regularly. Many barber shop that provide classic style haircut because of the large demand for classic hairstyles. Slicked back undercut hairstyle, and another 1970's hairstyle become "in" in the early 2012. Including me, I tried to comb my hair to the left, and shaved both sides with "1", and shaved back with "3" (called undercut)
So, am i preppy style-guy? i don't think so. I'm not being "preppy" every day. I might mix preppy style with clothes that can be worn everyday. It's funny if i go to the college and use blazer. Looks so overdressed.







guys, please choose your own colour. Remember!!!, be "PREPPY", not "GAY"


 anyway, just for information. i'm not a fashion enthusiast, fashionable guy or whatever you called. i am straight, normal guy, not gay, cool, handsome, genius, or what ever you want to call that means i am.

Kamis, 03 Januari 2013

DREAMS

They say that the secret of hapiness is to admire without desire, but i think how can we admire without desire, if we always dreaming about that??
Sebuah kalimat yang cukup kontradiktif, gimana mungkin kita bisa menjalani kehidupan tanpa hasrat yang mendalam terhadap sesuatu, dan tanpa tujuan & angan-angan yang ingin kita capai. Manusia pasti pernah memiliki mimpi dan angan-angan yang ingin dicapai, entah apapun itu. Begitupun dengan gue, sama. Gue juga pernah memiliki keinginan yang sayangnya tidak tercapai dan tidak terjadi dalam kehidupan gue.

Berhubung ini masih awal tahun, maka saat yang tepat banget untuk ngomongin mimpi-mimpi yang ingin kita gapai di tahun 2013 ini, atau sekedar resolusi-resolusi yang akan kita jalankan di tahun ini. :p

Cerita sedikit, gue pernah punya banyak cita-cita dan mimpi-mimpi sebelum ini. Waktu kecil, gue suka banget ngelukis dan menggambar. Seriusan, kayaknya semacam ada benih-benih seni di dalam jiwa dan tubuh gue yang mungil itu. Gue inget, gue lebih bisa menggambar dulu daripada nulis dan baca. Entah apa yang membuat gue ga ngelanjutinnya, yang pasti gue udah ga pernah ngelukis dan ngegambar lagi selama beberapa tahun. Minat gue terhadap dunia perlukisan pun sirna, yang gue inget terakhir kali gue ngegambar dengan alasan melakukannya untuk kesenangan sih waktu kelas 3 smp.

Cita-cita dan hasrat yang tumbuh di dalam diri gue pun hanya bertahan ketika gue belum memasuki jenjang SMA, dan belum memiliki kesadaran bahwa kita hidup di dunia yang mengharuskan kita untuk realistis. Dalam jarak waktu dari kecil sampe SMA tersebut, gue pun pernah punya cita-cita yang lain. Misalnya, gue pernah pengen banget jadi astronot waktu kelas 1sd. Sayangnya gue paham, Indonesia ga mungkin bakalan punya astronot karena keterbatasan tekhnologi. Bahkan masih banyak orang Indonesia yang ga percaya dengan mendaratnya Neil Armstrong dan Aldrin ke bulan. Gatau gimana ceritanya bisa begitu, yang pasti kita ini berada di negara yang terbelakang. Bahkan, waktu kelas 5sd - 1 smp pun gue pernah pengen banget jadi pemain bola di Inggris. Pernah juga, gue kepengen jadi agen rahasia ato detektif. Sayangnya, harapan hanya lah tinggal harapan.

Gue melanjutkan kehidupan gue tanpa pernah lagi memiliki pikiran, "mau jadi apa gue?". Terlepas dari mimpi-mimpi lain yang ingin gue wujudkan, waktu itu belum tau gue mau jadi apa. Gue rasa gue bukan satu-satu nya orang yang merasakan hal tersebut. Karena banyak banget orang yang juga masih bingung terhadap masa depannya. Bukan berarti orang-orang tersebut tanpa masa depan, hanya dia belum menemukan tujuan hidup nya.

Banyak orang yang dengan sombongnya bilang, "gue sih mau jadi entrepreneur yang sukses. Itu cita-cita gue. Lo belom tau mau jadi apa?". Kalo menurut gue, menjadi orang yang sukses itu ga bisa di sebut mimpi. Karena seluruh orang di dunia ini pasti pengen jadi sukses, menjadi entrepreneur pun juga bukan sebuah mimpi. Karena hal tersebut adalah pekerjaan untuk melanjutkan hidup, bukan sesuatu yang ingin di raih. Misalnya jika gue bermimpi ingin memiliki Caffe terbesar di Jakarta, ya memang pada akhirnya gue menjadi entrepreneur. Tapi mimpi gue adalah memiliki Caffe tersebut, dan bukan menjadi entrepreneur nya.

Semakin kita dewasa, semakin kita sadar bahwa mimpi-mimpi kita semakin sedikit, pilihan profesi di kemudian hari pun menjadi sangat terbatas. Kerja kantoran sesuai dengan bidang akademik yang diambil ketika kuliah, atau menjadi entrepreneur yang meneruskan usaha keluarga, atau membangun semua nya sendiri dari nol. Udah, itu aja. Cuma ada 2 kemungkinan yang kita lakukan nanti nya.

Makanya sewaktu memilih jurusan kuliah, kita di anjurkan untuk memilihnya sesuai dengan bakat dan minat. Ini bukan sesuatu yang tanpa alasan, tanpa minat biasanya manusia akan malas untuk melakukan hal tersebut. Misalnya kita tidak menyukai menggambar, tetapi memilih untuk memasuki jurusan DKV. Entah mau jadi apa kita ke depannya, jika harus dihadapkan dengan sesuatu yang tidak kita suka setiap harinya. Bersyukurlah orang yang mengambil profesi yang dilakukan nya di kemudian hari sesuai dengan cita-cita dan angan-angannya sedari kecil.

Dewasa ini, orang-orang mulai berbondong-bondong menghabiskan hidupnya untuk bekerja. Hal tersebut akan sangat baik jika kita menikmati pekerjaan tersebut dan menjadikannya hasrat. Tapi bagi sebagian orang yang lain, yang tidak menyukai pekerjaan nya dan melakukannya hanya karena terpaksa demi mendapatkan uang, entah gimana gue ga bisa ngebayanginnya. Orang tersebut menghabiskan hidupnya untuk bekerja, tetapi tidak menyukai pekerjaan nya. Wajar banget kalo orang tersebut akhirnya tidak mencintai hidupnya sendiri, dan gagal untuk menjadi manusia seutuhnya.


Jadi menurut gue, jika kita telah terlanjur memasuki suatu babak didalam kehidupan ini kita harus belajar untuk mencintai nya. Menjadikannya hasrat, agar kita merasa menjadi manusia seutuhnya, dan mimpi-mimpi kita yang lain dapat tercapai di dalam hidup ini. Jika kita memutuskan untuk menjadi entrepreneur, nikmatilah hal tersebut agar bisnis kita semakin maju. Jika kita pada akhirnya memutuskan kerja kantoran sesuai bidang akademis yang diambil, nikmatilah pekerjaan tersebut agar karir kita semakin meroket.

Hapiness isn't found by chasing a paycheck, relationships, people.. but by chasing your DREAMS.


Semoga mimpi-mimpi kita dapat tercapai di kemudian hari, dan resolusi-resolusi 2013 yang kita buat juga dapat dijalankan dengan baik :p